Sejarah mencatat, perjuangan bangsa Indonesia menuju kemerdekaan merupakan perjuangan panjang dan berat. Salah satu momen krusial dalam sejarah tersebut adalah penandatanganan naskah proklamasi kemerdekaan. Meski sepintas tampak sederhana, namun proses tersebut mencakup serangkaian pembagian tugas yang spesifik dan strategis. Bagaimana sebenarnya pembagian tugas antara yang mengetik dan yang menandatangani naskah proklamasi?
Perjuangan menuju kemerdekaan Indonesia mencapai puncaknya pada tanggal 17 Agustus 1945. Pada tanggal ini, dua pemimpin bangsa, Soekarno dan Mohammad Hatta, menandatangani naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Tugas pengetikan naskah proklamasi ini bukanlah tugas yang ringan, tekanannya begitu besar karena momentum tersebut dinilai akan menentukan masa depan bangsa.
Sayembara S. (nama samaran), adalah tokoh terpenting dalam melaksanakan tugas tersebut. Yang pada pengembaraan hidupnya saat itu bekerja sebagai seorang stenografer, ditugasi oleh Soekarno untuk mengetik naskah proklamasi tersebut. Bekerja dalam suasana tekanan dan sejarah yang menegangkan, Sayembara berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik. Meski demikian, nama Sayembara tidak diabadikan dalam naskah proklamasi tersebut, namun perannya sangat fundamental dalam menjaga kelancaran proses tersebut.
Sementara itu, tugas menandatangani naskah proklamasi jatuh ke tangan Soekarno dan Hatta. Keduanya berperan sebagai pemimpin bangsa dan penentu sejarah. Penandatanganan oleh mereka tidak hanya berarti pengakuan formal, melainkan meneguhkan komitmen mereka pada perjuangan kemerdekaan, dan menjadi saksi atas hakikat kemerdekaan yang telah direbut oleh rakyat Indonesia.
Dengan demikian, pembagian tugas tersebut mempengaruhi jalannya proses proklamasi, dengan pihak yang mengetik berkontribusi dalam hal penyusunan, dan pihak yang menandatangani melakukan pengesahan dan pengakuan atas isi naskah. Proses ini membuktikan bahwa kemerdekaan Indonesia bukan hanya hasil kerja satu atau dua orang, melainkan kerja sama dan perjuangan semua elemen bangsa.