Sekolah

Konflik Horizontal Dapat Terjadi Jika Ketimpangan Sosial Tidak Segera Diatasi: Contohnya

×

Konflik Horizontal Dapat Terjadi Jika Ketimpangan Sosial Tidak Segera Diatasi: Contohnya

Sebarkan artikel ini

Dalam perkembangan sosial masyarakat, konflik horizontal seringkali menjadi bentuk nyata dari ketimpangan sosial. Konflik horizontal merupakan bentuk konfrontasi yang terjadi antar grup dalam masyarakat yang sama. Lini batas konflik biasanya merupakan perbedaan latar belakang suku, ras, agama, atau kelas sosial. Semakin besar ketimpangan dalam masyarakat, semakin besar pula kemungkinan munculnya konflik horizontal.

Secara sederhana, ketimpangan sosial dapat diartikan sebagai adanya perbedaan dalam akses dan kesempatan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya dalam masyarakat. Ketimpangan ini bisa berbentuk apapun, mulai dari ketimpangan ekonomi, pendidikan, hingga hak sipil. Jika dibiarkan, ketimpangan ini bisa meruncing menjadi suatu konflik, karena setiap kelompok merasa dirugikan dan berusaha untuk memperjuangkan haknya.

Sebagai contoh, kita bisa melihat kasus konflik SARA yang sering terjadi di berbagai belahan dunia. Ada banyak faktor yang memicu konflik ini, namun salah satunya adalah adanya ketimpangan sosial. Misalnya, suatu kelompok agama atau ras merasa dirugikan karena tidak mendapatkan hak yang setara dengan kelompok lainnya. Mereka merasa diperlakukan tidak adil, sehingga merasa perlu untuk melawan dan memperjuangkan hak baik itu dengan cara damai atau bahkan dengan tindakan kekerasan.

Konflik horizontal juga bisa terjadi akibat ketimpangan sosio-ekonomi. Sebagai contoh, maraknya konflik antara buruh dan pemilik modal yang diakibatkan oleh persepsi buruh mengenai upah dan kondisi kerja yang tidak adil. Ketimpangan ini, jika tidak segera ditangani, dapat memicu konflik yang lebih besar dan berlarut-larut.

Dengan memahami bahwa konflik horizontal dapat muncul dari ketimpangan sosial, penting bagi pemerintah dan pemangku kebijakan untuk segera mengatasi ketimpangan ini. Hal tersebut bisa melalui kebijakan yang adil dan merata bagi semua lapisan masyarakat, peningkatan kualitas pendidikan, dan upaya lainnya untuk menciptakan kesetaraan dan keadilan sosial.

Sehingga, dengan adanya pemahaman dan upaya nyata dari semua pihak, konflik horizontal yang timbul akibat ketimpangan sosial dapat dicegah dan diatasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *