Jepang, yang juga dikenal sebagai “Negeri Matahari Terbit”, selalu mencoba membuat hubungan yang lebih baik dengan berbagai negara di Asia, termasuk Indonesia. Salah satu upaya yang paling menonjol adalah dengan menciptakan dan menyebarkan semboyan yang memiliki tujuan untuk mendapatkan simpati dari bangsa Indonesia. Meski semboyan ini memiliki pengaruh yang bervariasi, mereka tetap memberi pengaruh penting dalam hubungan antara Jepang dan Indonesia.
Semboyan pertama yang sering dikaitkan dengan upaya Jepang untuk mendapatkan simpati Indonesia adalah “Asia Raya”. Semboyan ini digunakan selama era pendudukan Jepang di Indonesia selama Perang Dunia II. Semboyan ini mencerminkan visi Jepang untuk menciptakan Asia yang dipimpin oleh Jepang dan bebas dari pengaruh kolonial Barat. Meski ini sering dilihat sebagai usaha untuk membenarkan pendudukan Jepang, semboyan ini juga mencerminkan aspirasi beberapa orang Indonesia untuk kemerdekaan.
Semboyan lainnya adalah “Hakko Ichiu”, yang berarti “delapan angsa dalam satu atap”. Ini adalah semboyan dari Shintoisme negara, agama resmi Jepang selama perang, yang berarti “seluruh dunia di bawah satu atap”. Seperti semboyan “Asia Raya”, semboyan ini juga digunakan untuk menunjukkan visi Jepang dari dunia di mana mereka memimpin dan negara-negara lain mematuhi mereka. Meski demikian, ini juga mencerminkan visi perdamaian dan persatuan yang dapat menarik simpati dari orang Indonesia yang menginginkan kestabilan.
Dalam upaya meraih simpati bangsa Indonesia, Jepang tidak hanya menggunakan semboyan tersebut, namun juga mencoba untuk mengakomodasi dan memahami budaya dan kebiasaan lokal. Namun, penting untuk diingat bahwa semboyan-serombongan ini harus dilihat dalam konteks historis dan politik di mana mereka diciptakan dan digunakan.
Bagaimanapun, hubungan antara Jepang dan Indonesia adalah suatu hubungan yang kompleks dan berlapis, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sepanjang sejarah. Semboyan yang digunakan oleh Jepang bisa dilihat sebagai upaya untuk mendekati dan mempengaruhi Indonesia, namun dampak dan makna dari semboyan ini mungkin berbeda-beda tergantung pada sudut pandang seseorang.