Mpu Sindok merupakan salah satu tokoh penting dalam sejarah kerajaan di Indonesia. Ia dikenal sebagai raja yang memindahkan pusat kerajaannya dari daerah Jawa Tengah ke Jawa Timur pada masa kuno. Ada beberapa alasan kuat yang mendasari keputusan ini.
Salah satu alasan terpenting yang mempengaruhi keputusan Mpu Sindok adalah dikarenakan bencana alam, yakni letusan gunung Merapi. Dalam buku “Negarakertagama”, Prapanca meriwayatkan bahwa letusan Merapi pada tahun 928 Masehi menyebabkan kerusakan signifikan di Medang (pusat kerajaan saat itu), sehingga memaksa Mpu Sindok untuk memindahkannya.
Disamping itu, keputusan ini juga didasarkan pada pertimbangan strategis dan geopolitik. Jawa Timur, khususnya di Wwatan, memiliki sumber daya alam yang melimpah begitu juga dengan akses ke laut yang lebih baik, yang membuatnya menjadi lokasi yang ideal untuk pusat pemerintahan. Dengan akses tersebut, kerajaan dapat lebih mudah dalam melakukan perdagangan baik secara domestik maupun internasional.
Terakhir, alasan lainnya adalah faktor spiritual dan keagamaan. Mpu Sindok dikenal sebagai penganut agama Buddha Mahayana. Pada masa itu, Jawa Timur merupakan pusat perkembangan agama Buddha dan memiliki banyak pelajar sekaligus praktisi agama tersebut.
Secara keseluruhan, alasan utama Mpu Sindok memindahkan pusat kerajaannya dari Jawa Tengah ke Jawa Timur adalah adanya bencana alam, posisi strategis, dan faktor religius. Keputusan ini telah membawa dampak besar dan jangka panjang terhadap dinamika sosial, politik, dan budaya di Jawa Timur.
