Abstraksi dan ambiguitas tatanan kata merupakan dua elemen kunci dari puisi dan sastra yang membuat penafsiran dan pemahaman yang mendalam mungkin. Salah satu kalimat yang menunjukkan sifat paradoks dan ambiguitas ini adalah “All days are nights to see till I see thee, and nights bright days when dreams do show thee me.” Frase ini memicu berbagai penafsiran dan pemikiran, baik secara harfiah maupun simbolis.
Pada tingkat paling dasar, kalimat ini adalah sebuah pertanyaan tentang konsep waktu dan persepsi. Dalam konteks ini, ‘hari’ dan ‘malam’ bisa digambarkan sebagai dua keadaan kontras. ‘Hari’ biasanya diasosiasikan dengan aktivitas, keceriaan, dan kehidupan, sedangkan ‘malam’ sering kali dihubungkan dengan ketenangan, kerahasiaan, dan bahkan kematian.
“Semua hari adalah malam sampai aku melihatmu, dan malam adalah hari yang cerah ketika mimpi menunjukkan dirimu padaku.” Dengan kata lain, penulis merasa hidupnya gelap dan sepi (simbol ‘malam’) sampai dia bertemu dengan orang yang dicintainya. Orang tersebut menerangi hari penulis, memberinya tujuan dan kebahagiaan. Malam, waktu biasanya diam dan gelap, menjadi lebih cerah dan indah saat penulis bermimpi tentang orang yang dicintainya, mengubah persepsi penulis tentang ‘malam’.
Namun, pemahaman ini bukanlah satu-satunya penafsiran. Kalimat ini bisa diartikan dengan berbagai cara berdasarkan konteks dan interpretasi masing-masing pembaca.
Satu penafsiran lainnya mungkin merujuk kepada dualitas manusia dan emosi. Hari dan malam menjadi metafora kebahagiaan dan kesedihan, cinta dan kehilangan, harapan dan putus asa. Tanpa orang yang dicintainya, penulis merasakan kesedihan dan kegelapan, tetapi dengan kehadiran mereka, putus asa berubah menjadi harapan, dan kesedihan menjadi kebahagiaan.
Pertanyaan ini juga dapat membuka sebuah diskusi tentang bagaimana cinta dapat mempengaruhi persepsi kita tentang waktu. Orang yang dicintai dapat membuat waktu berlalu dengan cepat atau lambat, bergantung pada apakah mereka hadir atau tidak.
Intinya, “All days are nights to see till I see thee, and nights bright days when dreams do show thee me.” adalah sebuah pertanyaan yang membuka berbagai penafsiran dan pemahaman yang mendalam. Seperti kebanyakan pertanyaan retoris dalam literatur dan puisi, ini memungkinkan pembaca untuk terlibat dan merenung, menghasilkan pemahaman yang lebih besar tentang diri mereka sendiri dan hubungan mereka dengan orang lain.