Sebagai umat manusia, kita seringkali menghadapi berbagai tantangan dan cobaan dalam hidup. Ketika ditimpa masalah atau musibah, biasanya kita merasa terpuruk dan berkecil hati. Namun, bagi orang-orang yang beriman, setiap urusan, baik itu menggembirakan atau mengecewakan, dianggap baik bagi mereka. Tuhan memuji sikap ini dalam banyak ayat-Nya. Lalu, apa maknanya?
Pertanyaan ini sebenarnya merujuk pada sebuah hadits dari Nabi Muhammad SAW, yang berbunyi sebagai berikut: “Sungguh mengherankan urusan seorang mukmin, sesungguhnya semua urusannya adalah baik baginya dan hal tersebut tidak dimiliki oleh seorang pun kecuali mukmin. Jika ia mendapatkan kegembiraan maka ia bersyukur, maka itu baik baginya. Dan jika ia mendapatkan musibah, ia bersabar, maka itu baik baginya.” (HR. Muslim)
Dalam pandangan Islam, seorang yang beriman selalu memiliki sikap positif, tidak peduli apa yang terjadi dalam hidupnya. Artinya, apapun kondisinya, seorang yang beriman mampu menyetujui dan menerima kehendak Allah dengan penuh kepasrahan dan kesabaran.
Cintranya dari Sikap Positif
Saat menghadapi kondisi yang menguntungkan atau memberikan kegembiraan, orang beriman akan bersyukur. Rasa syukur ini merupakan pengakuan atas karunia dan berkah yang diberikan oleh Allah. Sementara itu, saat menghadapi kesulitan, orang beriman akan menunjukkan sikap sabar. Sabar di sini bukan berarti pasif, namun aktif menjalani cobaan sekaligus berusaha mencari solusi.
Penerimaan Terhadap Takdir
Setiap kondisi yang terjadi dalam hidup ini merupakan bagian dari takdir yang telah ditetapkan oleh Allah. Dengan demikian, baik atau buruk suatu keadaan, baik itu kesenangan atau kesulitan, semua adalah bagian dari ujian dan tantangan hidup yang harus dihadapi dengan sabar dan tabah.
Dalam tradisi Islam, konsep ini sering kali disebut dengan “Ridha”. Ini berarti menerima dengan senang hati segala sesuatu yang datang dari Allah, baik itu berbentuk nikmat ataupun cobaan, tanpa mengeluh ataupun marah. Orang yang beriman meyakini bahwa ada hikmah di balik semua cobaan dan ujian dari Allah.
Kesimpulan
Jadi, maksud dari kalimat tersebut adalah bahwa Allah memuji sikap seorang mukmin yang bisa bersikap positif dalam setiap keadaan, mau berterima kasih saat menerima berkah, dan bersabar saat diuji. Hal ini menunjukkan tingkat keimanan seseorang dan sikap pasrahnya pada ketentuan Allah. Dengan demikian, setiap urusan di dunia ini, baik suka maupun duka, dijadikan sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah.