Sekolah

Allah SWT Sangat Tidak Menyukai Seseorang yang Mempergunakan Harta Secara Berlebihan

×

Allah SWT Sangat Tidak Menyukai Seseorang yang Mempergunakan Harta Secara Berlebihan

Sebarkan artikel ini

Islam bukanlah agama yang melarang umatnya menikmati kenikmatan dunia, termasuk harta. Namun, agama ini mengajarkan seorang umat untuk mengelola sumber daya dengan bijaksana, termasuk harta. Secara khusus, Al-Quran dan Hadits menjelaskan bahwa Allah SWT sangat tidak menyukai seseorang yang mempergunakan harta mereka secara berlebihan, atau dalam kata lain, israf.

Mengapa Allah SWT tidak menyukai perilaku berlebihan dalam menggunakan harta?

Al-Quran, di Surah Al-Isra (17:26-27) menjelaskan, “Berikan kekerabat haknya, juga ke fakir miskin dan kepada pejalan yang membutuhkan. Itu lebih baik bagi orang-orang yang mencari keridhaan Allah, dan mereka itulah yang beruntung. Dan janganlah kamu boros, sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan, dan setan itu adalah sangat ingkar terhadap Tuhannya.”

Ayat di atas menjelaskan dua konsep penting. Pertama, umat Islam dianjurkan untuk memanfaatkan harta yang mereka miliki untuk kebaikan termasuk memberikan hak kepada kerabat, membantu fakir miskin, dan membantu pejalan yang membutuhkan. Kedua, umat Islam diperintahkan untuk menghindari perilaku boros atau israf karena perilaku ini diyakini merugikan baik bagi individu maupun masyarakat.

Boros atau israf adalah suatu sikap melampaui batas dalam menggunakan harta atau sumber daya yang lain. Hal ini dianggap sebagai pelanggaran terhadap prinsip keseimbangan dan moderasi yang diajarkan oleh Islam.

Implikasi Boros Terhadap Individu dan Masyarakat

Individu yang boros atau israf cenderung memprioritaskan keinginan pribadi atas kebutuhan penting lainnya atau bahkan atas kebutuhan orang lain. Perilaku ini dapat berdampak pada kesejahteraan pribadi dan sosial mereka, serta keseimbangan alam.

Pada level individu, boros atau israf dapat mengakibatkan persoalan finansial seperti hutang. Selain itu, sikap boros juga berpotensi memicu rasa tidak puas dan kecemasan, karena individu tersebut selalu berusaha mendapatkan lebih tanpa merasa cukup dengan apa yang sudah dimiliki.

Pada level masyarakat, perilaku boros dapat menyebabkan ketimpangan kesejahteraan dan pertentangan sosial. Borosida selalu dinar inasul itu adalah unsustainable, and it can lead to scarcity and environmental issues.

Mengendalikan Sikap Boros Menurut Ajaran Islam

Islam menawarkan panduan yang jelas tentang bagaimana menyikapi harta. Harta dianggap sebagai amanah dari Allah yang harus dikelola dengan bijaksana. Untuk mencegah sikap boros, Islam mendorong umatnya untuk menjadi lebih bertanggung jawab dan bijaksana dalam mengelola harta.

Salah satu cara yang diajarkan oleh Islam adalah menjalankan zakat, infak, dan sedekah. Tindakan-tindakan ini membantu individu agar tidak terjebak dalam sikap boros karena mereka terbiasa mengalokasikan sebagian harta untuk orang lain.

Sebagai penutup, setiap Muslim dituntut untuk selalu berpikir dan bertindak secara bijaksana dalam penggunaan harta, dan selalu waspada terhadap perilaku berlebihan atau boros, yang tidak hanya bisa merugikan diri sendiri, tapi juga orang lain dan lingkungan. Sebagai umat yang taat, kita harus selalu mengingat bahwa Allah SWT sangat tidak menyukai seseorang yang mempergunakan harta secara berlebihan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *