Pernyataan tersebut telah menjadi pengalaman banyak umat manusia yang percaya; bahwa setiap cobaan, rintangan, atau masalah yang mereka hadapi dalam hidup tidak pernah melebihi batas kemampuan mereka untuk mengatasinya. Ini adalah perkataan yang sering kita temui dalam ajaran agama Islam, dan ini juga pertanyaan bagi banyak orang: dari mana asalnya dan apa makna sebenarnya?
Al-Qur’an dan Hadits
Hal ini sebenarnya direferensikan dari sebuah ayat Al-Qur’an dan Hadits. Dalam Surah Al-Baqarah (2:286), Allah berfirman: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”. Dalam Hadits, Rasulullah SAW. juga berpesan, “Jika Allah mencintai hamba-Nya, maka Dia akan memberi ujian kepadanya. Siapa yang ridha, maka baginya keridhaan, dan siapa yang marah, baginya kemarahan.”
Interpretasi dan Pengertian
Frasa “Allah tidak akan menguji hambanya melebihi batas kemampuannya” mengarticulasikan konsep dari keadilan Tuhan yang Maha Penyayang. Artinya, setiap tantangan yang Allah berikan kepada hamba-Nya dirancang dengan adil dan sesuai dengan batas kemampuan mereka.
Akan tetapi, batasan ini bukanlah batas yang mutlak, yang berarti hamba tersebut pasti mampu dengan mudah melewatinya. Tetapi, Allah memberikan kita kebebasan untuk memilih bagaimana cara kita menanggapi ujian tersebut. Bagaimana kita memilih untuk bereaksi, bagaimana kita memilih untuk memanfaatkan sumber daya yang kita miliki, dan bagaimana kita memilih untuk belajar dan tumbuh dari pengalaman tersebut, semua itu sebenarnya sepenuhnya tergantung pada kita.
Kesimpulan
“Ujian” dalam konteks ini harus dipahami sebagai sarana untuk belajar dan mengembangkan diri; sebagai cara untuk memperkuat keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah. Karenanya, percaya bahwa “Allah tidak akan menguji hambanya melebihi kemampuan mereka” tidak hanya berarti bahwa kita akan dapat mengatasi apa pun yang dilemparkan ke arah kita, tetapi juga bahwa kita diberi peluang untuk berkembang dan meraih kedekatan dengan Allah melalui proses tersebut.
Maka, ingatlah bahwa setiap kesulitan memiliki hikmah dan kebijaksanaan di dalamnya. Dengan merenung dan memahami apa yang kita hadapi, kita melangkah lebih dekat kepada makna sesungguhnya dari apa yang kita sebut “hidup”.