Alur cerita, atau biasa juga disebut plot, adalah rangkaian peristiwa yang membentuk tulisan yang berkisah atau naratif, seperti novel, film, atau dalam hal ini, cerpen (cerita pendek). Perkembangan alur cerita sangat menentukan dalam menciptakan dinamika dalam suatu karya sastra.
Mungkin ada beberapa pertanyaan yang muncul dalam pikiran setelah membaca judul artikel ini. Pertama-tama, alur semacam apa yang dimaksud yang menggambarkan peristiwa semakin menurun kemudian menjadi semakin biasa saja? Dan istilah apa yang digunakan untuk mendeskripsikan alur semacam itu?
Pola Alur Dalam Sastra
Dalam sastra, terutama dalam cerita fiksi, ada beberapa pola alur yang umum digunakan:
- Alur Naik (Rising Action): Kejadian atau peristiwa dalam cerita semakin meningkat yang berakhir pada klimaks atau titik balik cerita.
- Alur Turun (Falling Action): Kejadian atau peristiwa dalam cerita semakin menurun setelah mencapai klimaks.
- Alur Datar (Stable Action): Kejadian atau peristiwa dalam cerita tetap dalam tingkat yang sama, biasanya digunakan dalam cerita slice of life yang menggambarkan keseharian.
- Alur Melengkung (Exposition – Rising Action – Climax – Falling Action – Resolution): Pola ini menggambarkan suatu peristiwa atau konflik yang mulai meningkat, mencapai puncak, kemudian menurun dan menemukan penyelesaian.
Dalam konteks pertanyaan ini, alur yang menggambarkan peristiwa semakin menurun kemudian menjadi semakin biasa merupakan kombinasi dari alur turun dan alur datar. Ini berarti, pada bagian tertentu dalam cerpen, intensitas peristiwa atau konflik mulai menurun dan akhirnya memasuki fase di mana segala sesuatu menjadi “normal” atau biasa saja.
Peran Strategis Alur Menurun dan Menjadi Semakin Biasa
Mungkin pada awalnya tampak tidak menarik untuk memiliki cerpen dengan alur menurun dan menjadi semakin biasa saja. Namun, justru inilah keunikan dan tantangan dalam menulis cerpen ini. Sang penulis harus mampu menciptakan situasi “biasa saja” yang tetap menarik untuk diikuti, dan memungkinkan pembaca untuk merenung dan mempertimbangkan kejadian biasa dalam konteks yang lebih luas atau lebih dalam.
Sebagai penulis, ada berbagai alasan mengapa Anda mungkin ingin menggunakan format ini dalam cerpen Anda. Misalnya, Anda mungkin ingin mengeksplorasi efek dari suatu peristiwa besar atau mengejutkan pada kehidupan sehari-hari, atau mungkin Anda ingin menunjukkan bagaimana kehidupan normal dapat ditemukan bahkan setelah tragedi.
Untuk efek maksimal, alur ini memerlukan karakter yang dipahami dan dipedulikan oleh pembaca, penulisan yang jernih dan menawan, dan kemampuan untuk mengejutkan dan memuaskan pembaca bahkan dalam konteks kejadian kecil dan sehari-hari.
Kesimpulannya, alur semakin menurun kemudian menjadi semakin biasa saja dalam cerpen adalah teknik sastra yang unik dan menantang. Meskipun tidak memiliki terminologi khusus untuk mendeskripsikan alur ini, namun pola ini memiliki potensi besar dalam menghasilkan cerita yang menarik dan berkesan.