“Lagu Cicak Di Dinding” adalah sebuah lagu anak-anak Indonesia yang telah dikenal luas dan digemari oleh banyak generasi. Lagu ini memiliki lirik yang sederhana dan menggambarkan kehidupan sehari-hari cicak, sebuah hewan reptil yang umum dijumpai di Indonesia. Seluruh lirik seperti berikut:
Cicak-cicak di dindingDiam-diam merayapDatang seekor nyamukHap.. lalu dia habis
Berikut adalah analisis kita terhadap pola yang sama dan berbeda dalam lirik lagu tersebut.
Pola yang Sama dalam Lagu Cicak di Dinding
Pola lirik yang memiliki kemiripan dalam lagu “Cicak Di Dinding” adalah penggunaan rima akhir dan metrum atau ritme lagu.
Secara khusus, masing-masing baris lagu memiliki pola rima AABB. Baris pertama dan kedua (“Cicak-cicak di dinding / Diam-diam merayap”) membentuk pasangan rima pertama, dan baris ketiga dan keempat (“Datang seekor nyamuk / Hap.. lalu dia habis”) membentuk pasangan rima kedua.
Ritme lagu juga seragam di setiap barisnya, dengan perulangan motif ritmik yang menandai akhir setiap frasa lagu.
Pola yang Berbeda dalam Lagu Cicak di Dinding
Di sisi lain, perbedaan pola pada lagu ini terletak pada lirik dan makna setiap barisnya. Kedua baris pertama merupakan deskripsi aksi cicak yang merayap diam-diam di dinding. Sementara itu, dua baris terakhir memberikan gambaran tentang perubahan skenario ketika nyamuk datang dan kemudian dimakan oleh cicak.
Selain itu, baris pertama dan kedua lebih menonjol ritme konsonan ‘k’, seperti pada kata cicak dan dinding, sedangkan baris ketiga dan keempat lebih banyak menggunakan suku kata ‘a’, sebagai contoh pada kata datang, seekor, dan habis.
Demikianlah analisis singkat terkait pola yang sama dan berbeda dalam lagu anak-anak populer ini. Sementara liriknya sederhana, lagu “Cicak Di Dinding” mengandung variasi dan pola yang menarik yang membuat lagu ini tetap menarik dan berkesan bagi berbagai generasi.