Dalam pengambilan keputusan investasi, konsep nilai sekarang bersih atau Net Present Value (NPV) seringkali digunakan. NPV adalah selisih antara nilai sekarang dari arus kas yang diterima dan nilai sekarang dari arus kas yang dikeluarkan. Bila NPV positif, investasi tersebut layak dilakukan karena arus kas yang diterima lebih besar dari arus kas yang dikeluarkan. Sebaliknya, bila NPV negatif, investasi tersebut kurang layak karena arus kas yang diterima lebih kecil dari arus kas yang dikeluarkan.
Dalam kasus ini, harga beli tanah adalah Rp500 juta sementara penawaran jual adalah Rp540 juta dan diskon rate (tingkat bunga) relevan adalah 15%. Dengan menggunakan rumus NPV, kita bisa menghitung apakah penawaran tersebut layak diterima atau tidak.
Rumus NPV:
NPV = ∑ [Ct / (1+r)^t] – Co
Keterangan:
- NPV = Net Present Value
- Ct = Arus kas pada periode t
- r = Discount rate
- t = periode waktu
- Co = Investasi awal
Dalam kasus ini:
- Co = Rp500 juta
- Ct = Rp540 juta pada t = 1
- r = 15% atau 0.15
Jadi, NPV = (Rp540 juta / (1+0.15)^1) – Rp500 juta
Sekarang kita bisa menghitung NPV:
NPV = Rp469.57 juta – Rp500 juta = -Rp30.43 juta
Nilai NPV negatif berarti bahwa penawaran tersebut kurang layak diterima karena nilai sekarang dari penawaran jual lebih kecil dari harga beli. Dengan kata lain, Anda akan merugi Rp30.43 juta jika menerima penawaran tersebut.
Secara finansial, lebih baik menolak tawaran tersebut dan menjaga tanah sampai ada penawaran dengan harga yang lebih tinggi. Namun, keputusan akhir tetap bergantung pada pertimbangan lain seperti urgensi dana, tingkat risiko, dan peluang investasi lainnya.