Sultan Agung Adi Prabu Hanyakrakusuma adalah seorang pemimpin kerajaan Mataram pada abad ke-17 yang terkenal dengan ambisinya dalam mempersatukan Nusantara. Salah satu episode paling menonjol dalam kehidupannya adalah serangan terhadap Belanda di Batavia. Ini merupakan suatu peristiwa bersejarah yang menggambarkan intensitas konflik antara kerajaan-kerajaan di Nusantara dengan kekuatan imperialis Belanda. Meskipun serangannya akhirnya tidak berhasil, alasan dan motivasi di balik serangan ini penting untuk dipahami dalam konteks perlawanan terhadap penjajahan.
Ketidakpuasan Terhadap VOC
Perusahaan Hindia Timur Belanda atau VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) saat itu telah mulai memperluas pengaruhnya di Nusantara. Kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh VOC seringkali merugikan para pelaku ekonomi lokal, termasuk kerajaan Mataram. Misalnya, VOC menerapkan sistem monopoli dalam perdagangan rempah-rempah, yang membatasi kerajaan-kerajaan lokal untuk menjual produk mereka ke pihak lain. Sekalipun VOC menawarkan kerajaan Mataram perdagangan yang berfaedah, Sultan Agung mencium adanya upaya dominasi dan menganggapnya suatu ancaman.
Ambisi Memersatukan Nusantara
Sultan Agung memiliki visi besar untuk mempersatukan wilayah-wilayah di Nusantara di bawah kekuasaan Mataram. Ia percaya bahwa persatuan ini akan menyempurnakan kemakmuran dan stabilitas di seluruh Nusantara. Oleh karenanya, Sultan Agung melihat VOC dan kehadiran Belanda di Batavia sebagai hambatan bagi visinya tersebut.
Ancaman kepada Mataram
Kekuatan militer VOC yang semakin kuat di Batavia menjadi ancaman bagi Kesultanan Mataram. Sultan Agung khawatir bahwa Batavia yang dikuasai VOC dapat digunakan sebagai basis untuk melancarkan serangan ke kerajaannya. Oleh karena itu, ia merasa perlu melakukan upaya preventif dengan menyerang Batavia dahulu sebelum VOC mendapatkan kesempatan untuk melancarkan serangan.
Meskipun serangan Sultan Agung terhadap VOC di Batavia pada akhirnya gagal, peristiwa ini memberikan gambaran penting tentang semangat perlawanan dan nasionalisme dalam sejarah Nusantara. Alasan Sultan Agung menyerang Batavia bukan hanya karena ambisi politik, tetapi juga sebagai respons terhadap ketidakadilan dan eksploitasi kolonial.
