Olahraga atletik, padat dengan berbagai jenis gerak dasar, menjadi bagian penting dari berbagai kompetisi olahraga di dunia. Dua gerakan dasar yang paling umum dalam atletik adalah berjalan dan berlari. Pada pandangan pertama, perbedaan antara kedua gerak tersebut mungkin tampak jelas. Namun, dari perspektif atletik, perbedaannya jauh lebih rumit dan cukup menarik untuk dipahami.
Jalan Pada Atletik
Dalam gerak dasar berjalan dalam atletik, peraturannya cukup sederhana namun ketat. Seorang atlet harus selalu memiliki setidaknya satu kaki yang menyentuh tanah setiap saat. Ini berarti bahwa tidak boleh ada fase “terbang” seperti yang biasa terjadi saat berlari. Gerakan harus tampak alami, dimana panggul bergerak naik dan turun dengan setiap gerakan kaki. Kakinya harus lurus dan dari tanah hingga ke arah depan, dan pergelangan kaki harus mengaktifkan gerakan.
Lari Pada Atletik
Sementara itu, gerak dasar berlari dalam atletik memiliki karakteristik yang berbeda. Fase lari terdiri dari dua bagian utama, yaitu fase melayang dan fase dukungan. Fase melayang adalah saat dimana kedua kaki seorang atlet tidak ada yang menyentuh tanah, sedangkan fase dukungan adalah saat satu kaki menyentuh tanah dan menopang badan. Gerakannya lebih cepat, membutuhkan lebih banyak energi, dan menekankan pada penggunaan kekuatan otot.
Dengan demikian, perbedaan utama antara berjalan dan lari dalam atletik adalah mekanisme gerakannya. Berjalan memerlukan setidaknya satu kaki selalu berkontak dengan permukaan tanah dan mengedepankan kelancaran gerakan, sedangkan lari mengandalkan fase lompatan (terbang) dan memanfaatkan kekuatan otot.
Kedua gerakan ini lebih dari sekadar cara atlet bergerak di trek. Mereka mencerminkan strategi yang berbeda, mengharuskan otot dan tendon yang berbeda, dan memerlukan tenaga dan stamina yang berbeda.
Jadi, jawabannya apa? Gerak dasar jalan dan lari dalam olahraga atletik memiliki perbedaan yang mendasar dan spesifik. Masing-masing gerakan memiliki aturannya sendiri dan memerlukan teknik yang benar untuk memaksimalkan performa atlet dan menghindari cedera.
