Zat pewarna alam telah digunakan sejak lama dalam penyelesaian dan pembuatan tekstil. Dibandingkan dengan pewarna sintetis, pewarna alam memiliki banyak keuntungan, seperti ramah lingkungan, tidak beracun, dan biodegradable. Bahan pewarna alam yang biasa digunakan berasal dari berbagai sumber, termasuk tumbuhan, hewan, dan mineral. Berikut ini adalah beberapa sumber ekstrak yang digunakan sebagai zat pewarna alam untuk bahan tekstil:
Tumbuhan
Sebagian besar sumber pewarna alam berasal dari tumbuhan. Ada banyak jenis tumbuhan yang dapat digunakan, dan berikut ini adalah beberapa di antaranya:
- Indigofera Tinctoria. Tumbuhan ini menghasilkan warna biru indigo, salah satu warna alami yang paling awet dan dikenal sejak zaman kuno.
- Rubia Tinctorum. Dikenal juga sebagai Madder, tumbuhan ini menghasilkan warna merah atau jingga.
- Lawsonia Inermis. Dikenal juga sebagai Henna, tumbuhan ini digunakan untuk menghasilkan warna oranye sampai merah muda.
- Curcuma Longa. Dikenal juga sebagai Kunyit, tumbuhan ini digunakan untuk menghasilkan warna kuning.
Mineral
Sejumlah mineral juga digunakan sebagai zat pewarna alam, termasuk:
- Oker. Ini adalah sejenis tanah liat yang mengandung oksida besi, biasanya digunakan untuk menghasilkan warna coklat, kuning, dan merah.
- Lapis Lazuli. Batu ini digunakan untuk membuat Ultramarin, pewarna biru yang sangat dihargai.
Hewan
Beberapa hewan juga digunakan sebagai sumber pewarna alam:
- Coccus Cacti. Dikenal juga sebagai Cochineal, serangga ini digunakan untuk menghasilkan warna merah cerah.
- Murex Brandaris. Dari siput laut ini diperoleh pewarna Tyrian purple, pewarna yang luar biasa mahal dan mewah.
Pewarna alam memberikan sejumlah manfaat dan juga memberikan warna-warna yang indah dan alami pada bahan tekstil. Namun, penggunaannya memerlukan pengetahuan dan keterampilan khusus untuk mendapatkan hasil terbaik dan juga untuk memastikan bahwa pewarna tersebut adalah ramah lingkungan dan tidak berbahaya bagi manusia.