Konflik adalah bagian tak terhindarkan dari interaksi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Ironisnya, itu bahkan lebih mungkin terjadi ketika dua orang berbagi keyakinan yang kuat seperti pada kepercayaan religius. Ketika dua mukmin – dalam konteks ini, dua orang beriman – memiliki perbedaan pendapat, muncul pertanyaan bagaimana seharusnya kita mengatasi situasi ini.
Tujuan Menyelesaikan Konflik
Sebelum melangkah untuk menyelesaikan konflik, penting untuk memahami tujuan kita. Tujuan kita bukan untuk mengetahui yang benar dan yang salah, tetapi lebih kepada menciptakan ruang dialog yang aman dan buka untuk berbagi, memahami dan menghargai perspektif orang lain. Tujuan utama menyelesaikan konflik adalah untuk mempertahankan dan memperkuat hubungan antara kedua belah pihak.
Pendekatan Menyelesaikan Konflik
Berikut adalah beberapa hal yang bisa kita lakukan ketika mengetahui ada dua orang mukmin sedang berselisih pendapat.
Menjadi Mediator Imparsial
Langkah pertama adalah mengasumsikan peran sebagai mediator yang tidak memihak. Sebagai mediator, kita harus mendengarkan kedua belah pihak dengan hati terbuka dan tanpa prasangka.
Mendorong Dialog Yang Salimgulungan
Promosikan dialog yang saling memahami, bukan debat yang mungkin hanya akan memperkuat perspektif masing-masing dan membuat konflik semakin memuncak.
Menghormati Perbedaan Pendapat
Ingatlah bahwa keanekaragaman pendapat adalah hal yang normal pada manusia dan tidak seharusnya menjadi sumber perselisihan. Kita harus mendorong kedua pihak untuk menghargai perbedaan pandangan antara mereka dan mencari titik temu.
Mencari Dasar Bersama
Cobalah untuk mengidentifikasi dasar bersama atau pernyataan-pernyataan di mana kedua pihak setuju. Dasar bersama ini bisa menjadi titik awal untuk penyelesaian dan rekonsiliasi.
Menggunakan Hikmah Dalam Penyelesaian Konflik
Yang terakhir, gunakan hikmah dalam menyelesaikan konflik. Hikmah, dalam hal ini, melibatkan pemahaman mendalam tentang situasi, empati, dan kesabaran dalam penyelesaian konflik.
Dalam menyelesaikan konflik antara dua orang mukmin, kita harus memahami bahwa perbedaan pendapat adalah hal alamiah. Bagaimanapun, yang terpenting adalah cara kita merespon dan menyelesaikannya. Kita harus selalu menjaga hati kita terbuka dan mengedepankan hikmah dan keadilan.