Sosial

Apa yang Dimaksud dengan Pleonasme pada Ciri-ciri Kosakata Baku dan Sebutkan Contohnya?

×

Apa yang Dimaksud dengan Pleonasme pada Ciri-ciri Kosakata Baku dan Sebutkan Contohnya?

Sebarkan artikel ini

Pleonasme adalah fenomena bahasa yang umum terjadi dalam berbagai kalimat dan penuturan sehari-hari, baik dalam bahasa formal maupun informal. Pleonasme adalah sebuah fenomena linguistik dimana penggunaan kata berlebihan dalam kalimat tanpa mengubah makna kalimat tersebut. Dengan kata lain, pleonasme adalah pengulangan kata atau istilah yang berfungsi sama dalam sebuah kalimat.

Definisi Pleonasme

Dalam konteks kosakata baku, pleonasme sering digunakan untuk memberikan penekanan terhadap suatu pernyataan atau untuk memperjelas makna. Meski terkadang dianggap sebagai suatu kesalahan, pleonasme seringkali diterima sebagai bagian dari bahasa sehari-hari, yang merupakan cerminan dari budaya dan tradisi masyarakat pengguna bahasa tersebut.

Contoh Pleonasme dalam Kosakata Baku

Berikut adalah beberapa contoh pleonasme dalam kosakata baku:

  1. “Mendaki naik gunung”: Mendaki dan naik memiliki makna yang sama dalam konteks ini. Sehingga kalau dipakai secara bersama-sama, keduanya menjadi pleonasme.
  2. “Mengulangi lagi”: Mengulangi dan lagi memiliki makna yang sama, berarti melakukan sesuatu untuk kedua kalinya atau lebih. Jadi penggunaan keduanya dalam satu frase menjadi pleonasme.
  3. “Maju kedepan”: Maju dan kedepan memiliki makna yang sama yaitu bergerak dari tempat semula ke arah depan sehingga penggunaan kedua kata tersebut dalam satu kalimat adalah pleonasme.

Biasanya penggunaan pleonasme akan diterima dalam bahasa sehari-hari, tetapi sebaiknya dihindari dalam penulisan formal atau akademik untuk menjaga efisiensi dan kejelasan maksud.

Kesimpulan

Pleonasme dalam kosakata baku adalah penggunaan kata-kata atau frasa yang berlebihan dan memiliki makna yang sama dalam satu kalimat. Meskipun demikian, penggunaan pleonasme masih lazim digunakan dalam bahasa sehari-hari, tergantung pada konteks dan tujuan komunikasi. Namun, dalam penulisan formal atau akademik, sebaiknya dihindari untuk menjaga keefektifan dan konsistensi pesan yang ingin disampaikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *