Diskusi

Apa Yang Dimaksud Dengan POSDCORB Dalam Konteks Administrasi Publik dan Kritik Terhadap New Public Management

×

Apa Yang Dimaksud Dengan POSDCORB Dalam Konteks Administrasi Publik dan Kritik Terhadap New Public Management

Sebarkan artikel ini

POSDCORB adalah suatu akronim yang merangkum prinsip-prinsip manajemen inti yang digunakan dalam administrasi publik. Diciptakan oleh Luther Gulick dan Lyndall Urwick dalam paper mereka “Notes on the Theory of Organization” (1937), istilah ini menjadi batu loncatan pokok dalam studi organisasi publik dan administrasi.

Setiap huruf dalam akronim POSDCORB merujuk kepada elemen penting dalam administrasi publik:

  1. P (Planning): Perencanaan merujuk pada penentuan tujuan dan cara pencapaian terbaik bagi organisasi.
  2. O (Organizing): Mengorganisir melibatkan pengaturan dan alokasi sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
  3. S (Staffing): Staffing berkaitan dengan pemilihan dan pelatihan personel organisasi.
  4. D (Directing): Pengarahan mencakup pemberi tugas dan supervisi tatap muka dengan staf.
  5. C (Coordinating): Dalam koordinasi, manajer mengendalikan dan menyinkronkan aktivitas dari bagian-bagian organisasi yang berbeda.
  6. O (Organizing): Kembali ke Organizing, ini merujuk ke proses menciptakan struktur yang memungkinkan organisasi untuk mencapai tujuan mereka.
  7. R (Reporting): Pelaporan merujuk ke proses melacak dan menyampaikan informasi penting kepada para pemangku kepentingan.
  8. B (Budgeting): Menganggarkan berkaitan dengan perencanaan dan penggunaan dana organisasi.

Elemen-elemen ini saling interaksi dan bekerja sama untuk membantu administrasi publik bekerja secara lebih efisien dan efektif.

Sementara itu, New Public Management (NPM) adalah pendekatan kebijakan yang berfokus pada efisiensi, pelayanan publik orientasi pasar, dan prinsip-prinsip manajemen sektor swasta. Namun, NPM juga menerima berbagai kritik, beberapa di antaranya adalah:

  1. Ketergantungan Pada Model Pasar: Banyak kritikus berpendapat bahwa NPM terlalu bergantung pada model pasar dan kurang memperhatikan faktor-faktor sosial dan politik yang berpengaruh.
  2. Menekankan Lebih Pada Efisiensi Daripada Kelembagaan: Beberapa kritik mengungkapkan bahwa NPM lebih mementingkan efisiensi dan hasil, dan kurang memperhatikan pentingnya pemerintahan yang baik dan tanggung jawab sosial.
  3. Over-Rationalisasi: NPM seringkali melihat organisasi publik sebagai sistem rasional, teratur, dan dapat diukur, yang sering kali mengesampingkan aspek-aspek penting seperti hubungan manusia dan konteks sosial yang lebih luas.

Mengingat kritik ini, tidak jarang orang merasa bahwa pendekatan NPM memiliki keterbatasan dalam hal kompleksitas dan nuansa realitas administrasi publik.

Jadi, jawabannya apa? Dalam praktiknya, sebaiknya penggunaan akronim POSDCORB dan pendekatan New Public Management di kalangan administrator publik harus selaras dengan pemahaman tentang kompleksitas realitas organisasi publik dan kebutuhan masyarakat yang dilayani. Segala pendekatan manajemen harus mempertimbangkan aspek sosial, politik, dan manusia, dan tidak hanya difokuskan pada efisiensi semata.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *