KH Ahmad Dahlan, seorang tokoh reformis, penyebar Islam dan pendiri organisasi Muhammadiyah, memperoleh inspirasi dalam menjalankan misi reformasi dari ayat Al-Qur’an. Ayat ini tidak hanya menjadi bimbingan spiritual, tetapi juga menjadi dasar pendirian dan tujuan Muhammadiyah sebagai organisasi.
Muhammadiyah, yang didirikan pada tahun 1912, berkembang menjadi organisasi sosial keagamaan dengan misi membimbing umat Islam untuk kembali pada ajaran Al-Qur’an dan Hadis yang murni. Tugas besar ini muncul sebagai respons atas kondisi umat Islam pada saat itu yang dianggap telah terpesona oleh praktik-praktik yang bertentangan dengan hukum Islam.
Mengenai ayat yang menjadi inspirasi KH Ahmad Dahlan dalam mendirikan Muhammadiyah, organisasi tersebut merujuk pada surah Al-Ma’un, khususnya ayat 1-7. Surah ini mempertanyakan sikap orang-orang yang meremehkan agama dan memberikan gambaran tentang perilaku yang tidak patut dari mereka yang mengaku beriman, namun berperilaku sebaliknya di kehidupan mereka sehari-hari. Ayat-ayat ini menggambarkan pentingnya praktik kebaikan yang sesuai dengan ajaran Islam, yang menjadi esensi utama Muhammadiyah.
KH Ahmad Dahlan mengajarkan umat Islam untuk mengaplikasikan ajaran Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dengan menjalankan amal ma’ruf nahi munkar berdasarkan Al-Ma’un. Hal ini menekankan pentingnya melaksanakan kewajiban agama dengan tulus dan bertanggung jawab, serta berbuat baik kepada sesama.
Oleh karena itu, ayat Al-Qur’an yang menjadi inspirasi KH Ahmad Dahlan dan juga sering disebut sebagai “Ayat Muhammadiyah” adalah Surah Al-Ma’un (1-7). Muhammadiyah hadir sebagai ajang pengingat dan peringatan bagi umat Islam untuk lebih memperhatikan praktik dan pelaksanaan ajaran agama mereka.