Kemiskinan adalah hal yang sering disikapi dengan rasa takut dan kekhawatiran akan masa depan. Sedangkan bagi kita sebagai hamba Allah yang percaya bahwa Allah adalah Maha Kaya, kita sering kali merasa terjebak dalam paradoks ini. Kita tahu bahwa Allah memiliki semua kekayaan di dunia dan lebih dari cukup untuk menyediakan kebutuhan semua makhluk-Nya, namun takut pada kemiskinan yang sebetulnya hanyalah konsep dunia. Sejatinya, pemahaman ini bukanlah suatu paradoks, melainkan tantangan bagi kita untuk lebih memahami posisi kita sebagai hamba dan bagaimana cara kita mencerminkan kepercayaan kita dalam kehidupan sehari-hari.
Mengapa Kita Takut Kemiskinan?
Takut akan kemiskinan sebenarnya adalah hal yang alami dan bukan sebuah dosa atau kesalahan. Ini adalah reaksi manusia terhadap ketidakpastian, dan merupakan bagian dari insting dasar kita untuk bertahan. Namun, penting untuk mengenali bahwa rasa takut ini seringkali berlebihan dan mengaburkan pandangan kita terhadap realitas.
Kemiskinan memang menuntut kita untuk hidup dalam kesederhanaan dan mungkin tanpa beberapa kenikmatan duniawi, namun ini tidak berarti kita kurang berharga atau kurang beruntung. Sebagai hamba Allah, kita tahu bahwa nilai kita tidak diukur oleh kekayaan duniawi.
Menciptakan Keseimbangan antara Dunia dan Akhirat
Mengakui bahwa Allah adalah Maha Kaya adalah langkah pertama dalam menyadari bahwa kita tidak perlu takut kemiskinan. Allah Maha Mengetahui kebutuhan kita dan selalu menyediakan apa yang kita butuhkan. Ini bukan berarti kita tidak perlu bekerja atau berusaha, tapi berarti bahwa kita harus mempercayai bahwa apa yang kita butuhkan akan disediakan.
Kita dituntut untuk bekerja keras dan berusaha keras dalam hidup ini, namun hasilnya selalu di tangan Allah. Dengan cara ini, kita menciptakan keseimbangan antara dunia dan akhirat, antara berusaha untuk memenuhi kebutuhan kita dan berdoa serta bertawakkal pada Allah.
Menjawab Takut dengan Tawakkal dan Shodaqoh
Cara terbaik untuk mengatasi rasa takut miskin adalah dengan menanamkan kepercayaan yang lebih dalam pada Allah dan kekayaan-Nya. Salah satu cara terbaik untuk melakukan ini adalah melalui kebajikan seperti shodaqoh. Shodaqoh bukan hanya tindakan memberi kepada yang membutuhkan, tapi juga upaya menyadari bahwa apa yang kita miliki adalah amanah dari Allah dan bahwa membantu sesama adalah bagian dari kewajiban kita.
Menjauhkan diri dari rasa takut kemiskinan juga berarti menjalani hidup dengan tawakkal – sikap percaya bahwa Allah akan menyediakan apa yang kita butuhkan. Membiasakan diri berpikir dan bertindak dengan tawakkal dapat mengubah cara kita melihat hidup, dan berpotensi meredakan kekhawatiran kita tentang kemiskinan.
Kesimpulan
Kita tak perlu takut akan kemiskinan jika kita benar-benar memahami dan meyakini bahwa kita adalah hamba dari Allah yang Maha Kaya. Dengan mengganti rasa takut dengan tawakkal dan rasa syukur, kita bisa menikmati hidup dalam kesederhanaan sekalipun, karena kita tahu bahwa kekayaan sejati adalah kekayaan hati yang penuh dengan keimanan dan kebahagiaan yang berasal dari keridhaan Allah SWT.