Sebagai bagian penting dari sistem pendidikan suatu negara, kurikulum nasional sering kali menjadi titik perdebatan. Ada yang memandangnya sebagai sesuatu yang tetap dan ada pula yang melihatnya sebagai suatu hal yang dinamis. Jadi, bagaimana sebenarnya kita seharusnya memandang kurikulum nasional?
Kurikulum Nasional sebagai Hal yang Tetap
Ada beberapa alasan mengapa kurikulum nasional bisa dipandang sebagai sesuatu yang tetap. Pertama, kurikulum nasional adalah hasil dari pemikiran dan kajian yang panjang dan mendalam. Pada proses pembuatannya, berbagai pihak terlibat mulai dari para ahli pendidikan, praktisi, hingga pemerintah yang memiliki wewenang. Secara ideal, kurikulum nasional mencerminkan visi dan tujuan pendidikan suatu negara, mencakup nilai-nilai yang ingin ditanamkan kepada generasi muda. Karena itu, kurikulum nasional memiliki fungsi sebagai penunjuk arah bagi proses pendidikan.
Kemudian, kurikulum nasional juga berfungsi sebagai panduan bagi guru dan institusi pendidikan dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Pelajaran apa yang harus diajarkan, berapa lama, bagaimana metode yang digunakan, semuanya tertuang dalam kurikulum. Jadi, bisa dikatakan kurikulum nasional memberikan kestabilan dan keseragaman pada sistem pendidikan.
Kurikulum Nasional sebagai Hal yang Dinamis
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa zaman terus berubah dan berkembang. Perubahan-perubahan tersebut menghasilkan tantangan dan kebutuhan baru yang mungkin tidak ditanggapi oleh kurikulum yang ada. Oleh karena itu, ada pula pandangan yang mengatakan bahwa kurikulum nasional perlu bersifat dinamis.
Membuat kurikulum yang dinamis berarti merespon perkembangan zaman. Misalnya, perubahan dalam teknologi informasi dan komunikasi yang sangat cepat mempengaruhi hampir setiap aspek kehidupan manusia, termasuk pendidikan. Oleh karena itu, kurikulum nasional perlu mencakup keterampilan dan pengetahuan baru yang relevan dengan perkembangan tersebut.
Selain itu, menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan lokal juga adalah bentuk lain dari sifat dinamis ini. Indonesia, misalnya, adalah negara yang memiliki keragaman budaya yang luas. Oleh karena itu, ada kebutuhan untuk mengakomodasi kurikulum yang sesuai dengan konteks lokal di berbagai wilayah dalam kurikulum nasional.
Kesimpulan
Jadi, bagaimana kita seharusnya memandang kurikulum nasional? Apakah sebagai sesuatu yang tetap atau dinamis?
Jawabannya adalah keduanya. Di satu sisi, kurikulum nasional harus memberikan stabilitas dan keseragaman dalam sistem pendidikan. Di sisi lain, juga harus mampu merespon dan beradaptasi dengan perkembangan zaman dan kebutuhan lokal.
Pendekatan terbaik mungkin adalah dengan melihat kurikulum nasional sebagai kerangka kerja yang stabil namun tetap fleksibel. Ini berarti bahwa kurikulum nasional seharusnya memiliki elemen-elemen tetap yang membentuk dasar pendidikan, tetapi juga harus memiliki ruang untuk adaptasi dan perubahan yang diperlukan.