Sejarah Islam mempunyai begitu banyak kisah yang penuh hikmah dan pelajaran, salah satunya adalah kisah yang berjudul di atas. Kisah ini berlangsung pada akhir periode Mekkah ketika rasulullah mendapatkan wahyu untuk hijrah dari Mekkah ke Madinah. Ali bin Abi Tholib berperan penting dalam kisah ini dan merubah arah dari semua rencana kaum Quraisy. Bagaimana reaksi mereka? Mari kita lihat.
Situasi pada Waktu Itu
Kaum Quraisy dengan segala upaya mereka berusaha untuk menghalangi penyebaran Islam yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Karena tidak berhasil secara damai, mereka pun merencanakan untuk membunuh Nabi. Rencana tersebut diketahui oleh Jibril sehingga Nabi Muhammad SAW diberi perintah untuk hijrah.
Peran Ali bin Abi Tholib
Nabi Muhammad SAW memberi tugas kepada Ali bin Abi Tholib, sepupu dan menantu serta salah satu sahabat setianya, untuk berbaring di tempat tidurnya. Ali dengan penuh pengabdian dan keberanian menerima tugas tersebut meskipun tahu bahwa akan ada bahaya yang mengancam dirinya.
Reaksi Kaum Quraisy
Ketika fajar menyingsing, kaum Quraisy yang dipimpin oleh Abu Jahl menggedor pintu rumah Nabi. Mereka terkejut menemukan bahwa yang berbaring di tempat tidur Nabi adalah Ali dan bukan Nabi Muhammad SAW yang mereka cari. Rasa kecewa dan marah sangat jelas tergambar pada wajah mereka. Rencana mereka gagal dan mereka menjadi bingung.
Namun, mereka tidak bisa berbuat banyak pada Ali. Faktanya, alih-alih marah, mereka sebenarnya merasa malu. Mereka sudah merencanakan pembunuhan secara diam-diam namun gagal. Mereka kehilangan wibawa di depan masyarakat Mekkah.
Kesimpulan
Ali bin Abi Tholib berperan penting dalam melindungi Nabi Muhammad SAW. Sudah pasti, aksi ini meninggalkan kesan mendalam dan sekaligus menunjukkan keberanian dan pengabdian Ali pada Islam. Dan reaksi kaum Quraisy? Mereka merasa terkejut, kecewa, marah, dan malu. Tetapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa pada Ali dan hal ini semakin mengukuhkan kekuatan dan keyakinan umat Islam kala itu.
Jadi, jawabannya apa? Reaksi kaum Quraisy setelah mengetahui bahwa yang berbaring di tempat tidur Nabi adalah Ali bin Abi Tholib adalah rasa kecewa, marah, dan malu. Mereka terkejut dan rencana mereka gagal. Ali bin Abi Tholib dengan tindakan heroiknya semakin memperkuat posisi Islam di Mekkah.