Pada tahun 8 Hijriah, kaum Muslimin menaklukkan kota Mekah yang memiliki arti penting yang dalam, baik dari segi spiritual maupun sejarah. Sikap kaum Muslimin selama dan setelah penaklukkan tersebut berbicara banyak tentang nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang dianut dan dicita-citakan dalam agama Islam.
Sikap Nasionalisasi
Pertama, mereka menunjukkan sikap nasionalisasi yang luar biasa. Walaupun kaum Quraisy dari Mekah telah menyakiti mereka dan memaksa mereka melarikan diri dari kota mereka sendiri, kaum Muslimin tidak menunjukkan sedikitpun niat untuk membalas dendam. Sebaliknya, mereka menunjukkan sikap memaafkan dan inklusif. Saat memimpin pasukannya masuk ke Mekah, Nabi Muhammad SAW mengumumkan aman (kebebasan) kepada semua penduduk Mekah dan memberikan hak mereka untuk hidup dengan damai.
Sikap Kebijaksanaan
Kaum Muslimin juga menunjukkan sikap bijaksana. Alih-alih merusak ataupun membakar kota dan tempat-tempat suci agama lain, mereka merespek dan menjaga integritasnya. Nabi Muhammad SAW dan kaum Muslimin bahkan membuka kembali Ka’bah, rumah suci bagi umat Islam, yang sebelumnya telah dijadikan tempat penyimpanan berhala oleh Quraisy. Mereka membersihkan Ka’bah dari semua berhala dan mengembalikannya ke tujuan aslinya sebagai tempat ibadah untuk Allah.
Sikap Keadilan
Sikap keadilan diperlihatkan dalam cara kaum Muslimin memperlakukan tawanan. Dalam banyak penaklukkan lainnya, tawanan perang biasa disiksa, diperbudak, atau bahkan dibunuh. Tetapi dalam kasus penaklukkan Mekah, kaum Muslimin memperlakukan tawanan perang dengan keadilan dan rahmat. Nabi Muhamad SAW mengajarkan mereka cara memperlakukan tawanan dengan baik dan adil, dan pendekatan ini berbeda dengan apa yang umumnya terjadi pada masa itu.
Sikap Toleransi
Toleransi dan pluralisme juga menjadi sikap dan misi kaum Muslimin saat menaklukkan Mekah. Mereka tidak memaksakan agama Islam kepada penduduk Mekah. Setelah penaklukkan, mereka diberikan kebebasan untuk menganut agama mereka asalkan tidak mengganggu keamanan dan kenyamanan umum.
Sikap kaum Muslimin ketika menaklukkan Kota Mekah adalah cerminan dari ajaran Islam itu sendiri. Dialog, perdamaian, kesantunan, rasa hormat, dan penghargaan kepada hak-hak manusia mendasari semua tindakan dan sikap mereka. Dengan mengedepankan nilai-nilai ini, kaum Muslimin dapat merubah musuh mereka menjadi saudara seiman, dan menjadikan penaklukkan bukan hanya kemenangan militar, tetapi juga kemenangan moral dan spiritual.