Litosfer adalah lapisan terluar dari mantel bumi yang kaku dan padat, terbentang dengan ketebalan sekitar 100 hingga 200 kilometer. Litosfer terdiri dari kerak bumi dan bagian mantel bumi yang paling atas. Meskipun sebagian besar anggota masyarakat umum dapat merujuk litosfer sebagai bagian “keras” dari bumi kita yang meliputi gunung, lembah, dan fitur geologi lainnya, namun dalam istilah geofisik, litosfer memiliki makna yang lebih mendalam dan lebih kompleks.
Lapisan dalam Litosfer
Ketika kita berbicara tentang lapisan dalam litosfer, kita dapat membaginya menjadi beberapa bagian, yaitu kerak bumi dan mantel atas. Kerak bumi ini kita kenal sebagai permukaan bumi tempat kita tinggal dan beraktivitas, dengan lapisan ini seringkali kita sebut sebagai lapisan litosfer yang paling dingin. Disisi lain, mantel bumi atau mantel atas adalah bagian dari litosfer yang memiliki suhu paling tinggi.
Suhu dalam Litosfer
Kamu perlu ingat, suhu di bawah permukaan bumi bukanlah sesuatu yang tetap. Suhu meningkat seiring peningkatan kedalaman. Jadi, bila kita berbicara tentang suhu paling tinggi di litosfer, hal ini berarti kita merujuk pada bagian litosfer yang paling dalam, yaitu bagian lapisan mantel atas.
Mantel atas, juga dikenal sebagai astenosfer, terletak langsung di bawah kerak dan menjorok hingga mencapai kedalaman sekitar 410 kilometer. Di daerah ini, suhu bisa mencapai antara 500 hingga 900 derajat Celsius di bagian atas astenosfer, dan di bagian bawah astenosfer suhu bisa mencapai hingga 3.800 derajat Celsius. Ini adalah bagian terpanas dari litosfer dan merupakan sumber utama bagi arus konveksi yang membentuk lempeng tektonik.
Ringkasan
Jadi, jika pertanyaan ini ditanyakan, kita bisa simpulkan bahwa bagian lapisan litosfer yang memiliki suhu paling tinggi terletak pada bagian mantel atas atau astenosfer. Ini dikarenakan suhu akan meningkat seiring dengan peningkatan kedalaman dan astenosfer adalah bagian paling dalam dari litosfer yang bisa dicapai oleh pengetahuan dan teknologi manusia saat ini.