Bangsa didefinisikan sebagai suatu kelompok besar manusia yang dibedakan oleh karakteristik yang sama seperti bahasa, adat istiadat, atau sejarah, yang menempati wilayah geografis tertentu yang dikenal dengan sebutan wilayah bangsa atau negeri. Definisi ini menjelaskan bahwa sebuah bangsa memiliki wilayah geografis atau teritorial, hak kewarganegaraan yang sama, dan juga berbagi karakteristik yang sama.
Tokoh yang pertama kali mengungkapkan pendapat ini adalah Ernest Renan, seorang sarjana Prancis yang terkenal di abad ke-19. Dia mengacu pada bangsa sebagai “dalam jiwa” dan “prinsip spiritual”. Menurut Renan, menjadi bagian dari bangsa bukan hanya tentang membagi wilayah geografis yang sama dan memiliki hak kewarganegaraan yang sama, tetapi juga tentang memiliki warisan bersama, tradisi, dan sejarah.
Ernest Renan dan Konsepsinya tentang Bangsa
Ernest Renan adalah seorang filsuf, sejarawan, dan sarjana Semit. Ia lahir di Brittany, Prancis, pada tahun 1823, dan meninggal pada tahun 1892. Renan adalah seorang pemikir nasionalisme yang berpengaruh, terutama melalui pidato publiknya, “Qu’est-ce qu’une nation?” atau “Apa itu Bangsa?” yang dia sampaikan di Sorbonne pada tahun 1882.
Renan menolak gagasan bahwa bangsa diatur oleh potongan tanah yang dipetakan atau oleh bahasa yang diucapkan oleh orang-orang di dalam batas-batas geografis tersebut. Menurutnya, karakteristik seperti ras, agama, dan bahasa tidak cukup untuk mendefinisikan sebuah bangsa. Sebaliknya, ia berpendapat bahwa bangsa adalah entitas yang dibentuk oleh para anggotanya melalui pengalaman bersama dan solidaritas.
Menurut Renan, “keinginan bangsa, kemauan bersama, kelanjutan pengorbanan di masa lalu dan keinginan untuk mempertahankan warisan yang diterima” adalah bagian penting dari konsep ‘membuat’ sebuah bangsa. Hal ini begitu pentingnya sampai-sampai ia mengamati bahwa “bau hara menjadi suatu bangsa adalah perlu untuk menjadi suatu bangsa”.
Renan dan Masa Kini
Renan, dan pemikirannya, masih relevan dalam era globalisasi saat ini. Meskipun ada tantangan baru, seperti migrasi, integrasi politik dan ekonomi, serta perubahan sosial dan budaya, tetap saja bangsa dianggap sebagai identitas kolektif dengan hak dan kewarganegaraan yang sama.
Konsepsi Renan tentang bangsa menantang kita untuk melihat lebih jauh dari sebatas ciri-ciri superfisial dan melihat bagaimana suatu bangsa dibentuk melalui sejarah, pengalaman bersama, dan keinginan untuk mempertahankan identitas dan warisan bersama. Dengan demikian, ia menekankan bahwa ada lebih banyak hal yang mengikat kita bersama sebagai bangsa daripada yang memisahkan kita.