Pada pertama kali melihatnya, pertanyaan ini mungkin tampak sedikit membingungkan. Bagaimana bayangan yang dibuat mata kita, bisa memiliki sifat sama dengan bayangan yang dibuat oleh sesuatu yang lain? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu menggali lebih dalam ke dalam ilmu fisika dan biologi, serta memahami bagaimana mata kita bekerja dalam hubungannya dengan cahaya dan bayangan.
Proses Pembentukan Bayangan dalam Mata
Mata kita berfungsi sangat mirip dengan kamera. Cahaya dari objek yang kita lihat dipantulkan dan mengenai mata kita. Lensa mata, yang secara prinsip mirip dengan lensa kamera, memfokuskan cahaya ini ke retina di bagian belakang mata. Retina ini berfungsi seperti film pada kamera, menyerap dan mengolah cahaya, kemudian mengirimkan informasi ke otak melalui saraf optik.
Yang perlu kita pahami adalah bahwa bayangan yang terbentuk di retina kita sebenarnya ada dalam keadaan terbalik. Itu berarti bayangan yang dibentuk oleh mata mempunyai suatu sifat yang disebut sebagai bayangan terbalik.
Sama dengan Bayangan yang Dibentuk oleh…
…Lensa cembung! Bayangan yang dibentuk oleh mata memiliki sifat yang sama dengan bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung. Seperti yang kita telah lihat, lensa mata kita bekerja dengan cara yang mirip dengan lensa cembung.
Lensa cembung memiliki sifat memfokuskan sinar yang mengenainya. Sinar-sinar ini kemudian bertemu di satu titik yang dikenal sebagai fokus. Bayangan yang terbentuk oleh lensa cembung juga terbalik, sama seperti bayangan yang kita lihat di retina mata.
Namun, perlu dicatat bahwa meskipun bayangan di retina kita adalah terbalik, otak kita mengubahnya menjadi gambar yang benar-benar terorientasi. Proses ini terjadi begitu cepat dan secara otomatis sehingga kita tidak pernah menyadari bahwa apa yang kita lihat sebenarnya adalah terbalik dari objek aslinya.
Kesimpulan
Dengan demikian, kita dapat simpulkan bahwa bayangan yang dibentuk oleh mata kita memiliki sifat yang sama dengan bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung. Keduanya membentuk bayangan yang terbalik yang kemudian diinterpretasikan oleh otak (dalam kasus manusia) menjadi citra yang benar. Pemahaman ini merupakan dasar penting dari banyak cabang ilmu, termasuk fisika, optik, dan biologi.