Sebuah perusahaan seringkali menerima jasa atau barang yang belum sepenuhnya dibebankan. Ini karena pada umumnya perusahaan membayar sejumlah uang lebih dahulu sebelum barang atau jasa tersebut sepenuhnya dikonsumsi atau digunakan. Beban seperti ini dikenal sebagai beban masa depan atau prepaid expense dalam istilah akuntansi.
Apa Itu Beban Masa Depan (Prepaid Expense)?
Prepaid expense adalah pembayaran yang dibuat oleh perusahaan sebelum barang atau jasa tersebut sepenuhnya digunakan atau dikonsumsi. Beban ini dicatat sebagai aset oleh perusahaan pada awalnya karena memberikan manfaat ekonomi di masa depan. Terdapat berbagai jenis prepaid expense yang umum dijumpai, seperti asuransi yang dibayar dimuka, sewa dibayar dimuka, persediaan dan alat tulis kantor.
Bagaimana Mencatat Beban Masa Depan?
Akuntansi berbasis akrual mengharuskan perusahaan untuk mencatat beban pada saat beban tersebut terjadi, bukan pada saat pembayaran dilakukan. Oleh karenanya, prepaid expense dicatat sebagai aset di neraca saat pembayaran pertama kali dilakukan. Sedangkan pada periode akuntansi berikutnya, sebagian dari beban tersebut akan dikurangi dari aset dan diakui sebagai beban pada laporan laba rugi.
Misalkan, sebuah perusahaan membayar asuransi tahunan sebesar Rp 12 juta pada bulan Januari. Pada bulan tersebut, perusahaan akan mencatat Rp 12 juta sebagai “Asuransi Dibayar Dimuka” dalam neraca. Pada akhir bulan Februari, perusahaan akan mengakui Rp 1 juta (Rp 12 juta / 12 bulan) sebagai “Beban Asuransi” dalam laporan laba rugi dan mengurangi jumlah tersebut dari “Asuransi Dibayar Dimuka”.
Implikasi Prepaid Expense
Pendekatan ini membantu perusahaan dalam menjaga akurasi laporan keuangan. Itu karena mencerminkan beban sesuai periode akuntansi saat beban itu seharusnya dikenakan. Selain itu, metode ini juga mengakibatkan neraca dan laporan laba rugi menjadi lebih menggambarkan kondisi perusahaan yang sebenarnya.
Dalam mencatat beban masa depan atau prepaid expense, hal terpenting adalah menentukan jumlah yang tepat dari beban yang harus diakui dan mengupdate neraca serta laporan laba rugi secara periodik. Konsistensi dalam proses ini akan membantu perusahaan dalam menjaga akurasi laporan keuangan dan membuat keputusan bisnis yang tepat.