Zaman perundagian atau yang dikenal juga dengan Zaman Batu Muda merupakan era ketika manusia mulai mengenal teknologi yang lebih canggih dari pendahulunya. Pada zaman ini, kemampuan manusia dalam membuat dan menggunakan alat-alat sangat berkembang, termasuk benda-benda yang digunakan dalam upacara pernikahan dan ritual untuk mendatangkan hujan.
Pernikahan pada zaman perundagian tak lepas dari berbagai simbolisme dan ritual. Benda yang sering digunakan dalam pernikahan di zaman perundagian adalah kalung manik-manik. Kalung ini biasanya dibuat dari batu, tulang, dan seringkali dilukis dengan pigmen alami. Kalung tersebut memiliki makna penting dalam upacara pernikahan, berfungsi sebagai tanda komitmen dan kesetiaan antara dua individu.
Selain itu, ada juga benda lain yang digunakan dalam upacara pernikahan maupun ritual lainnya, yaitu keris. Keris ini diyakini memiliki kekuatan magis dan spirituil. Sebuah keris dapat mewakili status seseorang dalam komunitasnya dan digunakan sebagai alat transaksi serta penyerahan mahar dalam pernikahan.
Selain berfungsi dalam pesta pernikahan, beberapa benda juga dimanfaatkan dalam ritual untuk mendatangkan hujan. Salah satu alat yang digunakan dalam ritual ini adalah drum. Drum kuno ini biasanya terbuat dari kulit binatang dan batang pohon yang diukir. Bunyi yang dihasilkan oleh drum ini diyakini mampu memanggil roh-roh alam dan mendatangkan hujan.
Penggunaan benda-benda tersebut dalam berbagai ritual dan upacara menunjukkan seberapa pentingnya simbolisme dan spiritualitas dalam kehidupan masyarakat di zaman perundagian. Meski benda-benda tersebut menggunakan teknologi yang masih mendasar, namun fungsinya tak dapat dipandang sebelah mata. Setiap alat menjadi penting dan memiliki peran yang berarti dalam setiap ritual dan upacara pada zaman tersebut. Fakta ini mengingatkan kita tentang betapa kaya dan kompleksnya budaya manusia sejak zaman dulu.