Ada satu pernyataan luar biasa yang dapat menempatkan kehidupan kita dalam perspektif yang lebih luas dan penuh makna. Pernyataan tersebut adalah: “berbahagialah orang yang tidak melihat namun percaya”. Mungkin ini terdengar seperti pepatah kuno, tetapi jika kita berinisiatif untuk memikirkannya lebih dalam, kita akan menemukan kebenaran dan kebijaksanaan yang mendalam di balik kata-kata ini. Kata-kata ini mengungkapkan kekuatan dan arti sejati dari iman.
Iman adalah beberapa kali didefinisikan sebagai keyakinan pada sesuatu yang kita tak bisa lihat. Untuk beberapa orang, konsep ini mungkin tampak aneh karena kita telah dididik sejak kecil untuk hanya mempercayai apa yang bisa kita lihat dan rasakan. Namun, dalam beberapa aspek kehidupan, kita sering kali dipanggil untuk mengambil langkah hanya berdasarkan iman, bahkan tanpa bukti yang nyata.
Peganglah contoh seseorang yang berjuang melawan penyakit serius. Meskipun dokter dapat memberikan beberapa statistik dan prediksi berdasarkan pengetahuan medis mereka, pada akhirnya, pasien tersebut harus mempercayai dan memiliki iman dalam proses penyembuhan mereka. Mereka percaya bahwa mereka akan sembuh, meskipun mungkin tidak ada bukti yang jelas pada saat tersebut. Mengapa mereka melakukan hal ini? Karena iman mereka memberikan harapan, dan harapan adalah hal yang sangat kuat. Iman memungkinkan mereka tetap bersemangat dan optimis meskipun menghadapi tantangan paling berat sekalipun. Dan, orang yang dengan berani percaya seringkali merasa bahagia, meski dalam kondisi yang sulit.
Atau bayangkan seorang pebisnis yang memulai usaha baru. Meskipun dia mungkin tidak memiliki bukti atau jaminan bahwa bisnisnya akan berhasil, dia harus memiliki keyakinan dan percaya pada konsep dan ide bisnisnya. Mengapa? Karena jika dia tidak, dia tidak akan memiliki motivasi atau keberanian untuk mewujudkan impian dan ide-idenya. Berani mempercayai dan mengambil risiko adalah langkah pertama dalam mencapai sukses, dan melakukan itu bisa memberikan kebahagiaan tersendiri.
Maka dari itu, jangan ragu untuk mempercayai meski belum melihat. Lepaskan keraguan dan takutmu serta mulailah percaya. Percaya pada diri sendiri, pada orang lain, pada masa depanmu, dan pada kehidupan. Jika kita berani percaya, kita akan merasakan kebahagiaan yang datang dari keyakinan dan harapan, bukan dari bukti nyata.
Namun, penting juga untuk disadari bahwa iman bukan berarti menutup mata dari kenyataan atau menjalani kehidupan tanpa mempertimbangkan fakta dan logika. Tetapi, iman adalah kemampuan untuk melihat lebih jauh dari apa yang terlihat oleh mata, untuk berharap dan percaya pada kemungkinan yang lebih besar.
Jadi, jawabannya apa? Kebahagiaan datang dari berani percaya, bahkan jika kita tidak dapat melihat. Ketika kita berani mempercayai, kita membuka diri untuk kemungkinan yang tidak terbatas dan menciptakan ruang untuk pertumbuhan pribadi dan kesuksesan. Maka berbahagialah orang yang tidak melihat namun percaya.