Perlu dipahami bahwa pergantungan konsepsi begitu rumit dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti setiap individu memiliki pola siklus menstruasi, waktu ovulasi, dan tingkat kesuburan yang berbeda. Melakukan hubungan intim saat menstruasi, meskipun sperma dikeluarkan di luar, bisa menimbulkan beberapa risiko, termasuk kemungkinan kehamilan. Mari kita bahas lebih detail.
Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi rata-rata adalah 28 hari, namun setiap wanita memiliki pola siklus menstruasi yang berbeda dan bisa berkisar 21-35 hari. Ovulasi, yang merupakan liberasi sel telur dari ovarium, biasanya terjadi sekitar pertengahan siklus menstruasi (hari ke-14 pada siklus 28 hari). Sel telur yang dilepaskan hidup selama 12-24 jam. Sedangkan sperma dapat bertahan hidup dalam tubuh wanita selama 5 hari.
Hubungan Intim Saat Menstruasi
Ketika berhubungan seks pada masa haid, risiko hamil mungkin lebih rendah, tetapi bukan nol. Terutama bagi wanita dengan siklus menstruasi yang pendek atau tidak teratur, waktu ovulasi bisa bervariasi dan bisa jadi mendekati atau bahkan bertepatan dengan periode menstruasi, sehingga membuka kemungkinan kehamilan.
Ejakulasi Di Luar
Ejakulasi di luar (coitus interruptus) memang dapat mengurangi risiko hamil, tetapi tidak sepenuhnya mencegahnya. Alasannya adalah likuia pra-ejakulasi, yaitu cairan yang keluar sebelum ejakulasi dapat mengandung sperma. Jadi, meski teknik ini mengurangi jumlah sperma yang masuk ke dalam vagina, masih ada potensi hamil.
Kesimpulan
Jadi, untuk pertanyaan apakah bisa hamil meskipun berhubungan intim saat haid dan sperma keluar diluar? Jawabannya adalah mungkin. Walaupun risikonya mungkin lebih rendah dibandingkan berhubungan seks di waktu lain dalam siklus, risikonya tetap ada. Oleh karena itu, menggunakan metode kontrasepsi yang efektif adalah langkah terbaik untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Selain itu, pastikan untuk melindungi diri dan pasangan Anda dari penyakit menular seksual dengan selalu menggunakan pengaman saat melakukan hubungan seksual.