Dalam mediasi, terdapat empat model yang umumnya diakui oleh para profesional mediasi, yakni Facilitative Mediation, Evaluative Mediation, Transformative Mediation, dan Narrative Mediation. Keempat model tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing yang menentukan kapan dan di mana model tersebut paling tepat diterapkan.
Facilitative Mediation
Facilitative Mediation adalah model paling populer yang biasa digunakan oleh mediator dan terus mengalami pengembangan dari waktu ke waktu. Dalam model ini, mediator membantu para pihak untuk mencapai kesepakatan tanpa memberikan saran atau pendapat. Model ini mungkin paling baik diterapkan dalam kasus-kasus di mana kedua pihak ingin mempertahankan hubungan mereka dan mencari solusi yang saling menguntungkan.
Evaluative Mediation
Evaluative Mediation lebih berfokus pada hukum dan apa yang berpotensi terjadi jika kasus berakhir di pengadilan. Mediator berperan aktif dalam mengevaluasi klaim dan memandu negosiasi berdasarkan pengetahuan dan pengalaman hukumnya. Ini mungkin lebih tepat untuk kasus yang melibatkan isu-isu kompleks hukum di mana pihak-pihak ingin penilaian atas klaim mereka.
Transformative Mediation
Transformative Mediation menekankan pada rekonstruksi hubungan antara para pihak. Mediator dalam model ini berusaha untuk memfasilitasi komunikasi dan pemahaman, menggunakan konflik sebagai kesempatan untuk pertumbuhan dan transformasi. Model ini mungkin paling cocok untuk kasus-kasus di mana kondisi hubungan antarpihak sangat penting, seperti dalam mediasi keluarga atau komunitas.
Narrative Mediation
Terakhir, Narrative Mediation berfokus pada penyusunan kembali cerita dan konflik. Mediator membantu pihak-pihak untuk mengenali dan merumuskan ulang cerita mereka, yang seringkali membangun pemahaman dan empati. Model ini mungkin paling efektif dalam situasi di mana terjadi mispersepsi atau kesalahpahaman yang mendalam.
Jadi, setiap model memiliki situasi dan kasus yang paling cocok untuk diterapkan. Tidak ada satu model yang pasti lebih baik dari yang lain untuk semua perkara perdata. Hakim dan profesional hukum harus mempertimbangkan sifat dan keunikan dari setiap kasus serta tujuan dari mediasi untuk memilih model yang paling tepat.
Jadi, Jawabannya Apa?
Model mediasi terbaik untuk diterapkan dalam setiap perkara perdata akan tergantung pada konteks kasus, kebutuhan dan tujuan pihak-pihak yang terlibat. Jadi, sangat penting bagi hakim dan penegak hukum lainnya untuk memahami semua keempat model mediasi tersebut agar dapat memilih pendekatan yang paling efektif dan sesuai.