Pancasila sebagai dasar filsafat dan pandangan hidup bangsa Indonesia memiliki peran yang sangat penting dalam setiap aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, termasuk dalam bidang politik dan hukum di lingkungan sekolah. Perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam kedua bidang tersebut cukup signifikan dan membantu membentuk karakter serta mengarahkan perilaku siswa menjadi lebih positif. Berikut dua contoh perwujudan nilai-nilai Pancasila di bidang politik dan hukum di lingkungan sekolah.
- Perwujudan Nilai Pancasila dalam Bidang Politik di Sekolah
Pancasila sebagai dasar negara juga menjadi dasar dalam pengaturan struktur organisasi serta proses pengambilan keputusan di sekolah. Salah satu nilai Pancasila yang terwujud adalah ‘Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan’. Hal ini tampak dalam pembentukan organisasi siswa intra sekolah (OSIS) di mana pemimpin dan anggota OSIS dipilih melalui proses demokrasi yang melibatkan seluruh siswa. Selain itu, pengambilan keputusan di OSIS juga dilakukan melalui mekanisme musyawarah untuk mencapai mufakat, mencerminkan penerapan nilai demokrasi yang berlandaskan nilai Pancasila.
- Perwujudan Nilai Pancasila dalam Bidang Hukum di Sekolah
Dalam konteks hukum sekolah, perwujudan nilai Pancasila dapat dilihat dalam peranannya sebagai dasar dalam penyusunan peraturan sekolah. Nilai ‘Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia’ dapat terwujud dalam peraturan sekolah yang dirancang untuk memberikan perlakuan yang adil bagi semua siswa tanpa diskriminasi. Misalnya, setiap siswa memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan berkualitas dan akses terhadap fasilitas sekolah. Selain itu, dalam penegakan disiplin, sekolah juga harus menjunjung tinggi prinsip keadilan dan tidak memihak.
Seperti itulah perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam bidang politik dan hukum di lingkungan sekolah. Penanaman nilai-nilai Pancasila merupakan hal yang penting demi membentuk karakter siswa sebagai generasi penerus bangsa yang berakhlak dan bertanggung jawab. Ini juga menjadi reminder bahwa Pancasila tidak hanya menjadi simbol atau jargon belaka, namun harus terinternalisasi dalam setiap aktivitas dan aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
