Dalam upaya pencegahan kekerasan seksual, penting adanya suatu evaluasi dan refleksi layanan dasar yang mampu merespon isu tersebut secara efektif. Akan tetapi, berbagai respons dan tindakan yang dilakukan sering kali belum optimal. Berikut ini adalah bentuk-bentuk tindak lanjut yang kurang tepat terhadap hasil evaluasi dan refleksi layanan dasar dengan isu pencegahan kekerasan seksual.
1. Tidak Mengambil Tindakan Apapun
Setelah melakukan evaluasi dan refleksi, tidak mengambil tindakan apapun jelas menjadi bentuk tindak lanjut yang sangat kurang tepat. Evaluasi dan refleksi yang baik harusnya dapat memicu tindakan preventif dan korektif. Mengabaikan hasil evaluasi dan refleksi tentu saja tidak akan membantu pencegahan kekerasan seksual.
2. Tindakan yang Berorientasi Hukuman
Bentuk tindakan yang berorientasi pada hukuman, misalnya meminta pelaku untuk mengganti kerugian korban, juga bukan merupakan tindak lanjut yang tepat. Meski pelaku harus bertanggung jawab, namun cara ini tidak mencegah kekerasan seksual di masa mendatang. Pendidikan dan rehabilitasi bagi pelaku lebih penting untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
3. Menghindari Diskusi Tentang Kekerasan Seksual
Kekerasan seksual adalah topik yang sensitif dan sering dihindari. Namun, menghindari diskusi tentang kekerasan seksual hanya akan memperparah situasinya. Edukasi dan diskusi terbuka tentang kekerasan seksual penting untuk mencegah kejadian tersebut dan mendukung korban.
4. Membuat Korban Merasa Bersalah
Sangat penting untuk tidak menyalahkan korban. Tindak lanjut yang menyalahkan korban atau membuat mereka merasa bersalah hanya akan menambah trauma dan mungkin mencegah mereka dari melaporkan kejadian tersebut.
Menangani isu kekerasan seksual memang bukanlah hal yang mudah. Evaluasi dan refleksi layanan dasar harus dilakukan secara berkelanjutan dan tindak lanjut yang tepat harus diambil berdasarkan hasil evaluasi tersebut. Terpenting, pendekatan yang digunakan harus bertujuan untuk mencegah terulangnya tindak kekerasan serta mendukung pulihnya korban.
Jadi, jawabannya apa? Ketidak-tepatan tindak lanjut terjadi ketika hasil evaluasi dan refleksi tidak ditindaklanjuti secara efektif karena berbagai alasan, seperti penyalahgunaan korban, menghindari pembicaraan tentang kekerasan seksual, atau hanya berfokus pada hukuman tanpa upaya rehabilitasi dan pendidikan.