Sekolah

Berikut Ini yang Bukan Merupakan Upaya untuk Mengatasi Krisis Ekonomi pada Masa Demokrasi Terpimpin

×

Berikut Ini yang Bukan Merupakan Upaya untuk Mengatasi Krisis Ekonomi pada Masa Demokrasi Terpimpin

Sebarkan artikel ini

Krisis ekonomi selalu menjadi isu penting di setiap negara, termasuk Indonesia. Dalam rentang sejarah politik Indonesia, periode demokrasi terpimpin yang berlangsung pada tahun 1959-1965 menjadi salah satu fase yang cukup menantang. Pada masa itu, berbagai masalah ekonomi timbul dan memerlukan solusi yang tepat. Namun, ada beberapa upaya yang mungkin disalahpahami sebagai metode untuk mengatasi krisis ekonomi pada saat itu. Dalam artikel ini, kita akan mengulas hal-hal yang bukan merupakan upaya dalam mengatasi krisis ekonomi selama masa demokrasi terpimpin.

Pelarangan Partai Politik

Salah satu peristiwa yang ikonik pada era demokrasi terpimpin adalah terjadinya pembatasan dan pelarangan partai politik. Presiden Soekarno sebagai Bapak Pemimpin Demokrasi Terpimpin, yang saat itu mengendalikan penuh kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif, melakukan pengebirian dan pemusnahan terhadap berbagai partai politik dengan tujuan menghadirkan stabilitas politik yang diharapkan dapat berdampak positif terhadap ekonomi. Namun, kebijakan ini pada hakikatnya bukan merupakan upaya secara langsung untuk mengatasi krisis ekonomi.

Implementasi Politik Guided Democracy

Implementasi politik Guided Democracy atau Demokrasi Terpimpin juga merupakan bagian penting dari era ini. Politik ini diprakarsai oleh Presiden Soekarno, yang merupakan cara untuk mengelola negara yang lebih centralistik dengan melibatkan berbagai aspek, termasuk ekonomi. Meskipun politik ini berdampak luas pada seluruh aspek kehidupan negara, termasuk ekonomi, namun pada dasarnya bukan ditujukan untuk mengatasi krisis ekonomi secara langsung.

Dekrit Presiden 5 Juli 1959

Pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit yang memperkuat kekuasaannya dan mengakhiri sistem parlementer. Dekrit ini memberikan kekuasaan penuh kepada Presiden dalam menjalankan roda pemerintahan. Meskipun hal ini berpengaruh pada kebijakan-kebijakan ekonomi, namun tujuannya bukan secara khusus untuk mengatasi krisis ekonomi.

Dalam konteks sejarah politik ekonomi Indonesia, ketiga hal di atas seringkali disalahpahami sebagai upaya pemerintah dalam mengatasi krisis ekonomi pada era demokrasi terpimpin. Padahal, tujuan utamanya lebih pada aspek politik dan kestabilan dalam negeri, bukan solusi khusus terhadap krisis ekonomi. Permasalahan ekonomi memang mendapat perhatian, namun penyelesaiannya bukan melalui langkah-langkah di atas. Untuk mengatasi krisis ekonomi, pemerintah melakukan berbagai langkah seperti reorganisasi lembaga-lembaga perekonomian negara, pengefektifan sistem pajak, pengendalian inflasi, hingga penanaman modal asing.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *