Iman atau keyakinan adalah sesuatu yang sangat fundamental dalam diri setiap individu, terutama bagi mereka yang mengikuti sebuah agama. Menurut filosofi dan ajaran agama, khususnya Islam, iman merupakan gabungan antara niat, ucapan, dan perbuatan. Ketiganya harus selaras dan saling mendukung untuk mencapai hakikat iman yang sempurna. Dalam konteks ini, agama Islam mengajarkan bahwa ada beberapa cabang iman dalam ranah perbuatan, namun ada juga beberapa hal yang seringkali disalahartikan sebagai bagian dari cabang iman dalam ranah perbuatan tetapi sebenarnya bukan.
Sebelum membahas lebih jauh tentang hal yang bukan merupakan cabang iman dalam ranah perbuatan, penting untuk memahami apa itu cabang iman dalam ranah perbuatan. Menurut ajaran Islam, cabang iman dalam ranah perbuatan adalah perbuatan fisik yang ditunjukkan oleh seorang muslim sebagai bukti imannya. Ini bisa melibatkan berbagai aktivitas relijius, seperti berdoa, berpuasa, melakukan zikir, dll. Pada dasarnya, perbuatan ini harus didasari oleh niat yang tulus dan diucapkan melalui lisan seorang muslim. Pada gilirannya, hal ini akan memperkuat iman mereka dan membuat mereka semakin dekat dengan Tuhan.
Namun, selama ini sering terjadi kekeliruan dalam memahami apa saja yang termasuk dalam cabang iman dalam ranah perbuatan. Banyak orang yang beranggapan bahwa setiap perbuatan yang dilakukan oleh seorang muslim adalah bagian dari iman mereka. Padahal, tidak semua perbuatan dapat dianggap sebagai cabang iman. Salah satu contoh paling menonjol adalah perbuatan yang dilakukan hanya untuk menunjukkan kepada orang lain atau yang dikenal dengan istilah “riya”. Berbuat baik hanya untuk dilihat oleh orang lain dan mendapatkan pujian bukanlah bagian dari cabang iman dalam ranah perbuatan. Faktanya, ini merupakan perbuatan yang dibenci oleh Tuhan.
Demikianlah penjelasan seputar iman pada hakikatnya yang merupakan satu padunya niat, ucapan dan perbuatan. Setiap muslim harus memahami kemurnian iman dan berusaha untuk selalu menunaikan kewajibannya dengan niat yang tulus, bukan hanya menunjukkan perbuatannya kepada orang lain. Hal ini sejalan dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya niat dan tindakan yang selaras untuk mencapai iman yang sempurna. Semoga pembahasan ini bisa memperjelas pemahaman kita tentang hakikat iman dan cabang-cabangnya dalam ranah perbuatan.