Seorang pembaca berita perkotaan cerdas harus mampu mendeteksi karakteristik berita yang baik untuk dapat membedakan informasi yang bermanfaat dan tepercaya dengan informasi yang menyesatkan atau manipulatif. Ada banyak kriteria yang digunakan untuk mendefinisikan berita yang baik, dan sangat penting untuk memahami setiap aspeknya agar kita tidak disesatkan oleh informasi palsu dan berita bohong.
Beberapa karakteristik utama berita yang baik meliputi objektivitas, akurasi, kesigapan, relevansi, dan kelengkapan. Sekarang, mari kita tinjau lebih lanjut apakah suatu aspek ada dalam daftar ini:
Objektivitas
Berita harus objektif dan tidak memihak. Ini berarti bahwa fakta harus disajikan seperti adanya, tanpa penafsiran pribadi atau bias. Ini memungkinkan pembaca untuk membuat penilaian mereka sendiri berdasarkan informasi yang disajikan.
Akurasi
Akurasi adalah syarat mutlak untuk setiap berita. Semua fakta dan data yang disajikan harus diverifikasi dan akurat. Kesalahan kecil sekalipun bisa merusak kredibilitas suatu berita dan jurnalis yang membawanya.
Kesigapan (Timeliness)
Berita adalah tentang aktualitas. Informasi yang disajikan dalam berita harus relevan dan up-to-date. Berita yang baik adalah berita yang memantau dan melaporkan peristiwa saat mereka terjadi.
Relevansi
Berita harus relevan untuk audiensnya. Relevansi bisa berarti banyak hal, termasuk sejauh mana berita tersebut mempengaruhi kehidupan pembaca, tingkat minat pembaca, dan sejauh mana berita itu berdampak pada komunitas sekitar.
Kelengkapan (Comprehensiveness)
Berita yang baik harus comprehensive, melaporkan semua sudut cerita, termasuk latar belakang, konteks, konsekuensi, dll.
Sementara setiap fitur di atas adalah karakteristik penting berita yang baik, ada beberapa elemen yang sering ditemui dalam berbagai platform berita, tetapi bukanlah karakteristik utama berita yang baik. Misalnya:
- Sensasionalisme: Ini melibatkan penggunaan tajuk rencana yang mencolok, gambar yang mengejutkan, atau klaim yang berlebihan untuk menarik perhatian. Sangat penting untuk memahami bahwa sensasionalisme bukan karakteristik berita yang baik, sebaliknya, ini adala teknik manipulatif yang digunakan untuk menarik perhatian dan viewership.
Dengan demikian, sewaktu menemui berita, penting untuk memeriksa apakah berita tersebut memenuhi karakteristik-karakteristik berita yang baik. Seandainya berita tersebut menyertakan unsur sensasionalisme, kita perlu berhati-hati dan mencari sumber lain yang mungkin bisa memberikan sudut pandang yang lebih objektif dan akurat.