Ilmu

Berlari-Lari Kecil dari Bukit Shafa ke Bukit Marwah Sebanyak Tujuh Kali Merupakan Salah Satu Rukun Haji dan Umrah yang Disebut

×

Berlari-Lari Kecil dari Bukit Shafa ke Bukit Marwah Sebanyak Tujuh Kali Merupakan Salah Satu Rukun Haji dan Umrah yang Disebut

Sebarkan artikel ini

Ritual berlari-lari kecil dari Bukit Shafa ke Bukit Marwah sebanyak tujuh kali, yang dalam bahasa Arab dikenal sebagai Sa’i, merupakan salah satu rukun Haji dan Umrah yang penting dalam Islam. Ritual ini dilakukan oleh setiap Muslim yang berangkat ke Mekkah untuk melaksanakan ibadah Haji atau Umrah sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT.

Latar Belakang Ritual Sa’i

Konsep Sa’i dalam Islam memiliki latar belakang sejarah yang erat kaitannya dengan kisah Nabi Ibrahim AS, istrinya Hajar dan putranya Ismail. Saat Hajar dan Ismail ditinggalkan oleh Nabi Ibrahim di lembah Mekkah yang tandus atas perintah ilahi, Hajar mencari air untuk Ismail yang tengah menangis kehausan dengan berlari kecil antara dua bukit yaitu Shafa dan Marwah.

Allah kemudian menghadiahkan mata air zam-zam kepada Hajar dan Ismail sebagai hasil dari usaha yang telah Hajar lakukan. Sejarah ini kemudian menjadi fondasi dari ritual Sa’i yang kita kenal dalam ibadah Haji dan Umrah hari ini.

Proses Melakukan Sa’i

Dalam melakukan Sa’i, jamaah haji atau umrah harus berjalan kaki atau berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Dimulai dari bukit Shafa dan berakhir di bukit Marwah. Jarak antara kedua bukit ini kira-kira 450 meter, sehingga total jarak yang harus ditempuh dalam ritus Sa’i ini adalah sekitar 3,15 kilometer.

Ritual berlari-lari kecil ini dimaksudkan untuk meniru perjuangan yang dilakukan oleh Hajar dalam mencari air bagi putranya. Ritual ini juga menjadi simbol dari pengorbanan dan keteguhan hati dalam beribadah.

Makna dan Hikmah Sa’i

Salah satu makna dan hikmah dari Sa’i adalah mengekspresikan rasa syukur atas segala nikmat yang telah Allah berikan. Dalam hal ini, mata air zam-zam yang merupakan hadiah Allah kepada Hajar dan Ismail yang dahulu telah ditinggalkan sendirian di padang pasir.

Selain itu, Sa’i juga menjadi pengingat bahwa kehidupan di dunia ini penuh dengan cobaan dan ujian. Seseorang harus bersabar dan berjuang dalam menyelesaikan ujian-ujiannya, persis seperti apa yang dilakukan oleh Hajar.

Dengan demikian, melakukan Sa’i bukan sekedar menjalankan ritual semata, melainkan memiliki nilai dan makna yang dalam tentang kesabaran, pengorbanan, dan kepercayaan kepada Allah. Oleh karenanya, Sa’i menjadi salah satu bagian penting yang tidak boleh ditinggalkan dalam pelaksanaan ibadah Haji dan Umrah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *