Diskusi

Besarnya Taksiran Penyisihan Piutang Tidak Tertagih untuk Kualitas Piutang Kurang Lancar Adalah

×

Besarnya Taksiran Penyisihan Piutang Tidak Tertagih untuk Kualitas Piutang Kurang Lancar Adalah

Sebarkan artikel ini

Piutang menjadi bagian penting dalam bisnis karena menunjukkan jumlah uang yang harus dibayar pelanggan untuk barang atau jasa yang mereka terima. Namun, kadang-kadang pelanggan tidak membayar piutang mereka tepat waktu, atau sama sekali, membuat piutang tersebut menjadi “piutang kurang lancar” atau “piutang tidak tertagih”. Untuk mengantisipasi hal ini, perusahaan biasanya membuat estimasi atau penyisihan untuk piutang yang tidak tertagih.

Apa Itu Penyisihan Piutang Tidak Tertagih?

Penyisihan piutang tidak tertagih adalah jumlah perkiraan piutang yang tidak akan dapat diterima oleh perusahaan. Penyisihan ini muncul untuk melindungi perusahaan dari kerugian finansial yang dapat terjadi akibat tidak dibayarnya piutang.

Nilai dari penyisihan ini biasanya ditentukan berdasarkan pengalaman masa lalu perusahaan dan penilaian atas kemampuan pelanggan untuk membayar hutang mereka. Jumlah penyisihan ini dicatat dalam laporan keuangan sebagai beban dan juga sebagai penurunan dari total piutang.

Bagaimana Cara Menghitung Penyisihan Piutang Tidak Tertagih?

Cara paling umum untuk menghitung penyisihan piutang tidak tertagih adalah dengan menggunakan persentase tertentu dari total piutang. Persentase ini biasanya didasarkan pada pengalaman perusahaan dan industri dalam berurusan dengan piutang yang tidak dibayar.

Misalnya, jika perusahaan memiliki piutang kurang lancar sebesar Rp1.000.000 dan berdasarkan pengalaman, 2% dari total piutang kurang lancar tersebut biasanya tidak tertagih, maka penyisihan yang dibuat adalah Rp20.000 (1.000.000 x 0,02).

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Besarnya Taksiran Penyisihan

Beberapa faktor bisa mempengaruhi besarnya taksiran penyisihan untuk piutang tidak tertagih:

  • Kualitas Pelanggan: Pelanggan dengan riwayat kredit yang baik kemungkinan kecil meninggalkan piutang tidak tertagih, sehingga jumlah penyisihan yang dibutuhkan akan lebih rendah.
  • Kondisi Ekonomi: Dalam ekonomi yang buruk, jumlah piutang yang tidak tertagih biasanya meningkat, yang berarti perusahaan mungkin perlu meningkatkan penyisihan mereka.
  • Peningkatan Penjualan: Penjualan yang lebih tinggi cenderung menimbulkan peningkatan piutang, yang mungkin memerlukan penyisihan yang lebih besar untuk menutupi peningkatan potensi kerugian.

Menakar dan mengantisipasi piutang tidak tertagih penting bagi kesehatan finansial perusahaan. Meski tidak dapat sepenuhnya menghindari situasi di mana piutang tidak dibayar, namun dapat mempersiapkan perusahaan untuk menghadapi kerugian yang mungkin terjadi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *