Tanpa diragukan lagi, dalam dunia olahraga, keahlian dan keterampilan atlet memiliki peran yang sangat besar. Namun bagaimana jika atlet tersebut tak mampu bangun setelah jatuh, khususnya dalam olahraga kontak seperti tinju atau bela diri campuran? Siapakah yang dianggap sebagai pemenang dalam situasi tersebut? Dalam hal ini, dilema tersebut dapat dijelaskan dengan cukup jelas.
Dalam olahraga seperti tinju, kickboxing, dan beladiri campuran (MMA), aturan sangat jelas bila seorang atlet tak mampu bangun usai jatuh akibat serangan, dipukul atau ditendang lawan–yang semuanya sah sesuai dengan peraturan olahraga tersebut. Jika atlet tersebut tidak bangun sampai wasit menghitung sampai 10, maka lawannya dinyatakan menang.
Olahraga kontak dibuat dalam tradisi adil dan etis. Teknik-teknik yang digunakan dalam pertandingan tersebut harus sesuai dengan peraturan. Jadi, jika seorang peserta jatuh akibat teknik yang sah dan tidak bangun sampai hitungan wasit mencapai 10, maka lawannya akan dinyatakan sebagai pemenang. Hal ini dikenal sebagai knockout (KO) atau sering juga disebut KO teknikal (TKO) jika jatuhnya melibatkan penilaian wasit tentang kondisi atlet tersebut.
KO atau TKO adalah cara paling dramatis untuk menang dalam olahraga kontak. Ini adalah bukti tak terbantahkan dari dominasi sang pemenang atas lawannya. Sebuah KO atau TKO menunjukkan bahwa atlet tersebut sukses menghentikan lawannya dengan teknik-teknik yang sah.
Namun, harus diingat bahwa atlet yang tidak bangun setelah hitungan 10 bukan berarti mereka lemah atau kurang berharga. Olahraga kontak adalah olahraga yang penuh resiko dan membutuhkan keberanian dan tekad kuat. Mereka yang berani turun ke ring atau oktagon, mengetahui risiko yang ada, sudah merupakan pemenang dalam hal keberanian dan semangat juang.
Dalam olahraga kontak, bukan hanya tentang menang atau kalah, tetapi juga tentang olahraga, teknik, ketahanan, dan semangat juang. Maka, bila lawan terjatuh akibat teknik yang sah dan tidak bangun sampai wasit selesai menghitung hingga 10, lawannya disebut menang, namun tetap harus menghargai dan menghormati upaya dan keberanian lawan. Satu pertandingan belum tentu mencerminkan kualitas dan potensi seorang atlet secara keseluruhan.