Sosial

Bu Dita Seorang Guru SMK: Mengatasi Hambatan Komunikasi dalam Proses Refleksi Pembelajaran

×

Bu Dita Seorang Guru SMK: Mengatasi Hambatan Komunikasi dalam Proses Refleksi Pembelajaran

Sebarkan artikel ini

Bu Dita adalah seorang guru di sebuah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Di akhir proses pembelajaran, beliau selalu mengajak peserta didik untuk melakukan refleksi. Dalam proses ini, Bu Dita meminta setiap peserta didik untuk bisa berbagi hasil refleksi mereka agar dapat diketahui bagaimana pemahaman mereka terhadap materi yang baru saja dipelajari.

Suatu hari, ketika salah satu peserta didik sedang berbagi hasil refleksi, ada peserta didik lain yang asik berbicara dengan temannya dan mengomentari hasil refleksi temannya. Hal ini tentunya sangat menghambat proses refleksi pembelajaran yang sedang berlangsung. Sebagai guru, apa yang harus dilakukan Bu Dita dalam menghadapi situasi ini?

Menegur dengan Lembut dan Mengingatkan Pentingnya Respek

Langkah pertama yang harus diambil oleh Bu Dita adalah menegur secara langsung dan tegas tetapi tetap lembut kepada peserta didik yang sedang berbicara. Misalnya, “Maaf, sepertinya ada beberapa dari kita yang masih berbicara. Mohon untuk memberikan perhatian kepada teman kita yang sedang berbagi refleksinya agar kita semua bisa mendapatkan manfaat dari refleksi ini.”

Dengan cara ini, Bu Dita tidak hanya menghentikan hambatan yang sedang terjadi, tetapi juga mengajarkan kepada peserta didik tentang pentingnya menghormati teman mereka dan mendengarkan pendapat orang lain.

Mengajarkan Etika Berkomunikasi

Jika situasi serupa terus berlanjut, Bu Dita harus melanjutkan dengan mengajarkan etika berkomunikasi di kelas. Ini bisa dilakukan dengan mengadakan sebuah sesi belajar khusus mengenai bagaimana berkomunikasi dengan baik dan benar dalam kelas. Dalam sesi ini, bu Dita bisa mengajarkan pentingnya mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain, serta menunjukkan bagaimana perilaku yang tidak sopan dapat menghambat proses komunikasi dan pembelajaran.

Mengubah Metode Mengajarkan Refleksi

Apabila situasi tersebut masih juga berlanjut, mungkin ini adalah saat yang tepat untuk Bu Dita mempertimbangkan untuk mengubah cara mengajarkan proses refleksi. Bu Dita bisa mencoba metode lain yang mungkin lebih efektif dalam mendorong peserta didik untuk aktif berpartisipasi dan saling menghormati pendapat teman-teman mereka.

Contohnya, bu Dita bisa meminta peserta didik untuk menulis refleksi mereka dalam bentuk esai atau jurnal belajar, dan kemudian mengumpulkan dan membacanya di luar kelas. Dengan cara ini, semua peserta didik akan mendapatkan kesempatan untuk berbagi pemikiran mereka tanpa terganggu oleh komentar teman-teman mereka.

Di tengah-tengah tantangan ini, penting bagi Bu Dita untuk tetap sabar dan konsisten dalam menerapkan prinsip-prinsip ini. Dengan demikian, tidak hanya proses refleksi pembelajaran yang bisa lebih optimal, namun peserta didik juga menjadi lebih memahami dan menghargai pentingnya etika komunikasi yang baik dalam proses pembelajaran.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *