Pada awal abad ke-20, Presiden Amerika Serikat yang ke-28, Woodrow Wilson, memperkenalkan sebuah doktrin yang kemudian dikenal sebagai “Doktrin Wilson”. Doktrin ini menjadi penting dan berpengaruh dalam ranah internasional, terutama dalam upaya menciptakan perdamaian dan demokrasi.
Butir penting dari Doktrin Wilson yang memberi energi dan semangat baru bagi kaum aktivis pergerakan nasional, khususnya di negara-negara kolonial atau yang sedang berjuang untuk merdeka adalah “Prinsip Penentuan Nasib Sendiri”. Prinsip ini, disampaikan Wilson pada poin keenam belas dari empat belas butirnya, menegaskan bahwa setiap bangsa memiliki hak untuk menentukan nasib sendiri, termasuk memilih bentuk pemerintahan sesuai dengan keinginan rakyatnya.
Pengaruh Prinsip Penentuan Nasib Sendiri
Prinsip ini memberikan pengaruh yang besar bagi banyak pergerakan nasional di seluruh dunia. Bagi kaum aktivis yang berjuang untuk kemerdekaan, prinsip ini menjadi semacam sumber inspirasi dan pembenaran moral dari perjuangan mereka. Wilson mengakui hak setiap bangsa untuk berdaulat dan ini memberikan semangat baru bagi mereka yang berjuang menghadapi penjajahan dan dominasi dari bangsa lain.
Pergerakan Nasional dan Doktrin Wilson
Menyadari pentingnya prinsip ini, berbagai gerakan perjuangan kemerdekaan mulai mengadaptasi doktrin Wilson dalam argumen dan retorika mereka. Sejumlah pemimpin nasional seperti Mohandas Gandhi di India dan Soekarno di Indonesia memahami betul pentingnya prinsip ini dan menerapkannya dalam praktik.
Penutup
Pengakuan terhadap hak penentuan nasib sendiri sebagaimana dikemukakan dalam doktrin Wilson menjadi penting bagi bangsa-bangsa yang berjuang untuk merdeka dari penjajahan. Doktrin ini pada dasarnya memberikan pembenaran hukum dan moral terhadap perjuangan mereka dan menjadi inspirasi penting bagi berbagai gerakan kemerdekaan global. Sebagai hasilnya, doktrin Wilson, dan khususnya prinsip penentuan nasib sendiri, memberikan energi dan semangat baru bagi kaum aktivis pergerakan nasional di seluruh dunia.
