Dalam genre fiksi, khususnya fantasi, berbagai aliran dan sub-genre telah berkembang, masing-masing dengan ciri khas dan keunikannya sendiri. Salah satu bagian integral dari cerita adalah penggunaan ‘waktu’. Beberapa cerita mungkin melompat dari masa ke masa, menggabungkan unsur masa lalu, sekarang, dan masa depan, sedangkan ada juga yang berfokus kepada satu periode waktu tertentu saja. Cerita fantasi yang mengisahkan kisah pada satu masa saja biasanya disebut sebagai cerita linier.
Cerita Linier: Penjelasan dan Contoh
“Cerita linier”, atau kadang-kadang disebut sebagai “cerita kronologis”, adalah cerita yang menggambarkan peristiwa sesuai urutan waktu sebenarnya. Narasi mengikuti pola ‘awal – tengah – akhir’ secara ketat, dengan peristiwa yang terjadi satu per satu dalam urutan waktu yang sudah ditentukan.
Sebagai contoh, dalam cerita fantasi seperti “Harry Potter” karya J. K. Rowling, plot bergerak secara linier. Meskipun ada momen di mana latar belakang karakter atau peristiwa di masa lalu dieksplorasi, cerita utamanya tetap berfokus pada periode waktu tertentu dan bergerak maju dari situ.
Keuntungan Menggunakan Cerita Linier
Menulis dalam bentuk cerita linier memiliki banyak keuntungan. Ini adalah cara paling sederhana dan alami untuk menceritakan kisah. Pada umumnya, pembaca mengikuti alur cerita dari awal hingga akhir, memahami perkembangan peristiwa, konflik, dan resolusi secara berurutan. Ini membantu pembaca terhubung dengan karakter dan kejadian dalam cerita, meningkatkan empati dan perasaan immersif.
Pendekatan linier juga memungkinkan pembaca untuk fokus pada perkembangan dan pertumbuhan karakter. Setiap kejadian membantu mendefinisikan dan mengembangkan karakter lebih lanjut, memberikan kesan yang lebih dalam dan koneksi yang lebih kuat dengan pembaca.
Kesimpulan
Dalam dunia fantasi, ada banyak cara untuk menyusun sebuah cerita. Beberapa penulis memilih pendekatan non-linier, yang melibatkan lompatan waktu atau peristiwa yang diceritakan dalam urutan non-kronologis. Namun, cerita fantasi yang mengisahkan kisah pada satu masa saja, atau cerita linier, tetap menjadi pilihan populer. Alurnya yang langsung dan mudah diikuti dapat menciptakan empati yang kuat dengan pembaca dan memungkinkan penulis untuk fokus pada pengembangan karakter. Meski mungkin tidak sekompleks struktur non-linier, cerita linier membawa kekuatan dan pesona sendiri dalam penceritaan cerita.