Cerita imajinasi atau cerita fantasi biasanya memiliki elemen yang melampaui batas-batas kenyataan. Dalam konteks ini, konsep tentang penggunaan dua latar waktu yang berbeda dalam satu kisah dikenal sebagai “cerita non-linear” atau “cerita flashforward dan flashback”.
Pengertian Cerita Non-Linear
Cerita non-linear adalah salah satu teknik penceritaan yang jarang digunakan, tetapi sangat efektif. Dalam kisah non-linear, urutan peristiwa tidak selalu mengikuti pola kronologis, tetapi bisa bolak-balik antara waktu yang berbeda. Metode ini sering digunakan dalam genre cerita fantasi atau cerita imajinasi, di mana penulis sering bermain dengan waktu dan ruang.
Penggunaan Flashforward dan Flashback
Flashforward dan flashback adalah dua teknik utama yang digunakan dalam penceritaan non-linear. Flashforward merujuk pada peristiwa yang terjadi di masa depan, sementara flashback merujuk pada peristiwa yang terjadi di masa lalu.
Flashback sering digunakan untuk memberikan konteks atau latar belakang tentang karakter atau peristiwa. Sebaliknya, flashforward dapat digunakan untuk memberikan petunjuk atau memperlihatkan konsekuensi yang mungkin terjadi pada karakter atau situasi.
Misalnya, kisah bisa dimulai di masa sekarang, kemudian flashforward ke masa depan di mana karakter utama melihat segala bentuk kerusakan dan kehancuran. Kisah ini kemudian bisa langsung flashback ke masa lalu di mana penonton mendapat tahu bagaimana hal-hal berubah menjadi buruk. Kemudian, kembali ke masa sekarang dimana karakter utama memutuskan untuk mencegah masa depan yang mengerikan itu.
Contoh Dalam Cerita Imajinasi atau Cerita Fantasi
Contoh terkenal dari penggunaan dua latar waktu yang berbeda dalam sebuah cerita adalah novel “The Time Traveler’s Wife” oleh Audrey Niffenegger. Dalam novel ini, protagonis memiliki penyakit genetik yang membuatnya secara tidak terduga bepergian melalui waktu. Hal ini membuat cerita bolak-balik antara masa lalu, masa sekarang, dan masa depan.
Demikianlah penjelasan tentang cerita imajinasi atau cerita fantasi yang mengisahkan kisah dengan dua latar waktu yang berbeda. Metode penceritaan ini, meski sulit dan memerlukan keterampilan naratif yang baik, dapat dipakai untuk menciptakan dunia yang kompleks dan menarik bagi pembaca.