Cerita pendek ini melibatkan seorang remaja yatim piatu yang ditugaskan tugas yang tak biasa bagi seseorang seusianya: mengasuh dan mendidik adiknya sendiri.
Kisah Haru Si Bungsu
Budi, bukan nama yang asing di lingkungan kampungnya, namun kemarin pagi namanya lebih sering terucap. Anak laki-laki berusia 16 tahun ini baru saja kehilangan ibunya akibat sakit yang telah lama diderita. Sudah dua tahun dia menjadi yatim piatu. Ayahnya telah mendahului ibunya karena kecelakaan kerja.
Budi memiliki satu adik, Jaka, bocah yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Budi dan Jaka kini berdua, tanpa kedua orang tua di sisi mereka.
Menghadapi Kehidupan
Budi diberikan tanggung jawab besar, mengurus adiknya. Meski remaja, namun dia harus menjadi seorang yang dewasa di usia dini. Budi menghadapi tantangan ini dengan kepala tegak. Dia mengambil alih perkerjaan ayahnya sebagai buruh tani dan juga bekerja serabutan lainnya untuk memenuhi kebutuhan mereka berdua.
Keberanian Budi
Budi menunjukkan keberaniannya dalam menghadapi kehidupan ini. Dia tidak pernah menunjukkan sedih atau putus asa di depan adiknya. Sebaliknya, dia selalu menunjukkan semangat dan kebahagiaan. Budi tahu dia harus menjadi pilar kuat bagi adiknya, menunjukkan bahwa semua akan baik-baik saja.
Harapan Melintasi Cita-cita
Budi dan Jaka memiliki harapan dan mimpi mereka sendiri tentu saja. Budi bercita-cita menjadi seorang guru, sementara adiknya Jaka bercita-cita menjadi seorang dokter. Meski hidup dalam kesusahan, mereka berdua tidak pernah menyerah untuk meraih impian mereka.
Kisah Budi dan adiknya adalah cerita tentang keberanian, harapan, dan cinta antara saudara. Mereka hadapi tantangan hidup ini dengan penuh keberanian dan tekad. Mereka adalah contoh nyata dari pepatah, “Dimana ada kemauan, di situ ada jalan.”
Jadi, jawabannya apa? Jawabannya adalah, kita harus menghadapi setiap tantangan hidup dengan keberanian dan harapan, seperti yang dilakukan oleh Budi dan adiknya. Setiap tantangan adalah peluang untuk tumbuh dan menjadi lebih baik.