Masa Paleolitikum, dikenal juga sebagai zaman batu tua, merupakan periode yang panjang pada awal perkembangan prasejarah manusia. Periode ini menandai penggunaan alat pertama yang dibuat oleh manusia – perkakas dari batu. Kendati demikian, mengidentifikasi perkakas Paleolitikum dapat menjadi tantangan. Namun, beberapa ciri-ciri khas dapat membantu kita untuk melakukan identifikasi tersebut.
- Bahan Material: Perkakas Paleolitikum utamanya terbuat dari batu, biasanya flint atau chalcedony, tetapi juga batuan keras lain seperti obsidian. Beberapa perkakas juga mungkin terbuat dari tulang atau tanduk hewan.
- Pembuatan dan Bentuk: Perkakas Paleolitikum dibuat dengan proses yang dikenal sebagai ‘knapping’, yang melibatkan pemecahan batu untuk menghasilkan mata pisau yang tajam. Oleh karena itu, banyak dari perkakas tersebut memiliki mata yang tajam dan irisan kapak. Perkakas ini sering kali tidak simetris dan memiliki bentuk yang kurang rapi dibanding perkakas dari periode selanjutnya.
- Kegunaan: Perkakas Paleolitikum biasanya dibuat untuk tujuan spesifik, seperti berburu, matapi, mengukir, atau menggali. Dengan demikian, perkakas tersebut memiliki bentuk yang khusus dan berfungsi sesuai kegunaannya, seperti mata-mata tombak, pisau batu, dan alat-alat untuk mengukir atau mencabik daging.
- Ukurannya: Perkakas Paleolitikum umumnya lebih sederhana dan lebih besar dibandingkan dengan perkakas dari periode berikutnya, misalnya periode Neolitikum. Ini karena keterbatasan teknologi dan pengetahuan pada masa itu.
- Temuan Arkeologis: Sebagian besar perkakas Paleolitikum ditemukan dalam konteks arkeologi, seperti di situs prasejarah atau di lapisan tanah yang sesuai dengan periode Paleolitikum.
Perlu dicatat bahwa identifikasi perkakas Paleolitikum tidak selalu mudah dan memerlukan keahlian khusus. Namun, memahami ciri-ciri dasar ini dapat menjadi langkah pertama yang berharga.