Dalam rangka memahami bagaimana masyarakat manusia telah berkembang dari waktu ke waktu, kita seringkali perlu menggali jauh ke masa lalu. Salah satu aspek penting perkembangan masyarakat manusia adalah cara mereka memperoleh makanan. Di masa lalu, masyarakat mendapatkan makanan langsung dari alam, namun seiring berjalannya waktu, mereka mulai beralih ke sistem bercocok tanam. Tapi, perubahan apa yang terjadi pada masyarakat tersebut jika kita melihatnya dari perspektif waktu?
Periode Pengumpulan Makanan dari Alam
Sebelum manusia mengenal sistem bercocok tanam, mereka hidup sebagai pemburu dan pengumpul. Mereka mengumpulkan makanan langsung dari alam, seperti buah-buahan, biji-bijian, sayuran liar, dan juga berburu binatang guna mendapatkan daging. Selain itu, masyarakat juga memanfaatkan sumber alam seperti ikan dari sungai dan laut. Metode ini dikenal efektif dalam memenuhi kebutuhan makan mereka, meski memiliki banyak keterbatasan seperti ketidaktentuan hasil dan keterbatasan jumlah makanan yang dapat dikumpulkan.
Perkenalan Sistem Bercocok Tanam
Selama periode Neolitikum, atau yang dikenal sebagai Revolusi Neolitik, sekitar 10.000 tahun yang lalu, manusia mulai beralih dari berburu dan mengumpulkan ke sistim bercocok tanam. Mereka mulai menanam tanaman dan menggembalakan hewan, yang memungkinkan mereka untuk menghasilkan makanan secara konsisten dan dalam jumlah yang lebih besar. Metode ini juga memungkinkan manusia untuk menetap di satu tempat, berbeda dengan kehidupan nomaden mereka sebelumnya.
Perubahan yang Terjadi
Perubahan dari pengumpulan makanan langsung dari alam ke sistem bercocok tanam mengakibatkan banyak perubahan dalam struktur masyarakat.
Pertama, pererat kemampuan untuk mengendalikan pasokan makanan mengakibatkan peningkatan populasi manusia. Jumlah manusia mampu berkembang pesat seiring dengan peningkatan kapasitas produksi makanan.
Kedua, masyarakat menjadi lebih menetap. Beralih dari kehidupan nomaden, masyarakat mulai membentuk pemukiman tetap, dan dari sinilah muncul konsep desa dan kota.
Ketiga, terjadi spesialisasi pekerjaan. Di era berburu-mengumpulkan, setiap anggota masyarakat mengumpulkan makanan untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Dengan bercocok tanam, ada kemungkinan untuk menghasilkan makanan lebih dari cukup, sehingga beberapa anggota masyarakat bisa melakuakn pekerjaan lain seperti menjadi pengrajin, pedagang, atau bahkan pemimpin.
Terakhir, munculnya sistem bercocok tanam juga menandai awal mula dari pengetahuan manusia tentang siklus musim dan waktu, yang sangat penting dalam menentukan waktu tanam dan panen.
Jadi, jawabannya apa? Dengan pergeseran dari mengumpulkan makanan langsung dari alam ke sistem bercocok tanam, kita bisa melihat perubahan dramatis dalam struktur dan cara kerja masyarakat manusia, mulai dari peningkatan populasi, peningkatan pemukiman manusia, spesialisasi pekerjaan, hingga pemahaman tentang siklus alam dan waktu. Inilah yang seiring waktu telah membentuk masyarakat manusia seperti yang kita kenal hari ini.