Studi kelayakan atau frequenting dicoba sebagai proses pemahaman dan analisis mendalam dari aspek-aspek penting suatu proyek atau inisiatif sebelum menerapkannya dalam skala penuh. Proses ini bertujuan untuk menguji dan menilai apakah proyek tersebut layak atau tidak dari segala aspek, termasuk ekonomi, teknis, hukum, operasional, dan penjadwalan.
Feasibility study adalah instrumen penting pada tahap analisis sistem untuk menghindari ‘gagalnya proyek’, yakni suatu kondisi di mana proyek tidak mencapai tujuan yang diharapkan atau melebihi anggaran atau jadwal yang direncanakan. Selain menganalisis apakah sesuatu bisa dilakukan, studi kelayakan juga membantu memahami manfaat dan biaya potensial yang mungkin terjadi dan oleh karena itu membantu dalam mengambil keputusan informasi.
Mari kita bicara lebih detail tentang bagaimana melakukan studi kelayakan dan bagaimana pengalaman dari kehidupan kita sehari-hari.
Bagaimana Melakukan Studi Kelayakan
Proses dasar studi kelayakan dikaitkan dengan analisis dan evaluasi mendalam dari lima aspek yaitu kelayakan ekonomi, kelayakan teknis, kelayakan hukum, kelayakan operasional, dan kelayakan penjadwalan.
- Kelayakan Ekonomi: Cara pertama dan paling penting untuk melakukan studi kelayakan adalah analisis kelayakan ekonomi. Ini mengevaluasi apakah manfaat ekonomis dari proyek tersebut akan menghasilkan laba atau setidaknya menutupi biaya yang dibutuhkan. Sebagai contoh dalam kehidupan nyata, ini sama seperti anda memutuskan apakah akan membeli mobil baru atau tidak. Anda perlu mempertimbangkan biaya pembelian, pemeliharaan, bahan bakar, dan nilai tukar masa depan.
- Kelayakan Teknis: Berikutnya adalah kelayakan teknis yang melibatkan pemeriksaan apakah teknologi dan perangkat keras/software yang diperlukan untuk proyek tersedia dan dapat berfungsi dengan baik. Misalnya, jika Anda berencana untuk mendirikan restoran cepat saji, Anda harus memastikan bahwa Anda memiliki peralatan yang tepat dan cukup untuk produksi makanan.
- Kelayakan Hukum: Kelayakan hukum adalah penilaian dari sudut pandang legal apakah proyek berada dalam batas-batas hukum dan peraturan yang ada. Misalnya, jika Anda ingin membangun bangunan, pendekatan ini akan memastikan bahwa semua izin konstruksi dan persyaratan lainnya dipenuhi.
- Kelayakan Operasional: Kelayakan operasional berguna untuk memahami jika sistem atau proyek tersebut bisa beroperasi di dalam lingkungan yang ada. Misalnya, dapatkah restoran Anda menangani lonjakan pelanggan pada waktu tertentu?
- Kelayakan Penjadwalan: Terakhir, penjadwalan atau kelayakan waktu adalah penilaian apakah proyek dapat diselesaikan dalam waktu yang ditentukan dan sesuai jadwal.
Berdasarkan pengalaman dari kehidupan kita sehari-hari, melakukan studi kelayakan serupa dengan proses yang kita lalui saat membuat keputusan besar seperti membeli rumah, memulai usaha baru, atau bahkan hal-hal sederhana seperti memilih makan malam. Anda mempertimbangkan kelayakan dari segi biaya, apa yang Anda perlukan, persyaratan hukum, bagaimana menerapkannya, dan rentang waktu yang Anda miliki. Dengan demikian, prosedur yang sama dapat diterapkan dalam konteks proyek atau inisiatif bisnis.
Memahami dan menerapkan studi kelayakan dalam analisis sistem atau proyek anda bisa membantu anda menghindari potensi kerugian atau kegagalan dan membantu anda mengambil keputusan yang tepat dan bijaksana.