Khutbah Jum’at adalah sebagian integral dari ibadah Sholat Jum’at yang dilakukan pada hari Jumat, seperti yang diperintahkan oleh agama Islam. Selama proses ini, khatib atau orang yang mengambil peran penting dalam memberikan khutbah, harus membaca shalawat kepada Nabi Muhammad S.A.W. Namun, mengapa ini penting dan dibutuhkan? Shalawat kepada Nabi Muhammad S.A.W termasuk kategori apa dalam ibadah?
Pengertian Shalawat
Shalawat adalah do’a atau pujian yang diucapkan oleh umat Islam kepada Nabi Muhammad S.A.W. Acara ini merupakan bentuk penghormatan dan cinta kepada Nabi, serta pengakuan akan peran pentingnya dalam Islam. Dalam bahasa Arab, shalawat berasal dari kata “salah” yang berarti doa atau pujian.
Makna Membaca Shalawat dalam Khutbah Jum’at
Membaca shalawat dalam khutbah Jum’at tidak hanya merupakan tugas khatib semata, tetapi juga ibadah para jama’ah. Ini menjadi bagian penting khutbah Jum’at karena alasan berikut:
- Sebagai bentuk penghormatan dan kasih sayang kepada Nabi Muhammad S.A.W
- Mengingatkan umat tentang perjuangan, pengorbanan dan ajaran Nabi Muhammad S.A.W
- Mengajak umat untuk selalu mendoakan dan merindukan Nabi Muhammad S.A.W
- Mendoakan kesejahteraan dan kemuliaan bagi Nabi Muhammad S.A.W.
Kategori Ibadah Shalawat
Boleh dikatakan, bacaan shalawat dalam khutbah Jum’at adalah bentuk dari “dhikr” atau mengingat Allah. Menurut Islam, dhikr merupakan salah satu ibadah terbaik dan paling mulia yang dapat dilakukan oleh seorang Muslim. Dhikr adalah upaya untuk selalu menyadari, mengingat, dan merenungkan Allah dalam setiap aktivitas yang dilakukan.
Sehingga, membaca shalawat kepada Nabi Muhammad S.A.W termasuk dalam kategori “dhikr.” Selain itu, shalawat juga termasuk dalam “ibadah mahdah” atau ibadah yang secara khusus ditujukan hanya kepada Allah swt.
Kesimpulan
Membaca shalawat Nabi Muhammad S.A.W dalam Khutbah Jum‘at adalah sebuah ibadah yang termasuk dalam kategori dhikr dan ibadah mahdah. Ini adalah cara umat Islam untuk menghormati, mencintai, dan berdoa untuk Nabi Muhammad S.A.W.