Sejarah Perumusan Pancasila
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merupakan produk pemikiran para tokoh besar bangsa pada masa pergerakan kemerdekaan. Dalam perjalanan membentuk dasar negara ini, ada momen penting yang kerap disebut dalam penulisan sejarah yaitu pembentukan ‘Panitia Sembilan’.
Panitia Sembilan ini terdiri atas sembilan tokoh yang memiliki peranan penting dalam perumusan Pancasila. Dalam proses merumuskan sila-sila Pancasila, para tokoh di Panitia Sembilan ini akhirnya sepakat untuk menempatkan sila Ketuhanan sebagai sila Pertama.
Ketuhanan sebagai Sila Pertama
Pertanyaan mendasarnya adalah, mengapa sila Ketuhanan menjadi sangat penting hingga menduduki posisi pertama dalam sila-sila Pancasila?
Dalam suasana pluralitas bangsa Indonesia, di mana beragam suku, ras, agama dan budaya hidup bersama; penempatan sila Ketuhanan pada posisi pertama memiliki arti penting dan filosofis.
Sila Ketuhanan ini menjadi titik temu bagi seluruh elemen bangsa, tidak terkait dengan agama mana yang dianut oleh masyarakat, tetapi lebih pada pengakuan terhadap adanya Tuhan. Pada hakikatnya, sila ini adalah representasi dari nilai-nilai spirituil yang mendalam dan pengakuan akan eksistensi Tuhan.
Lebih dari itu, sila ini juga mencerminkan sifat toleransi dan saling menghargai dalam berkeyakinan dan beragama. Dengan adanya sila Ketuhanan yang menjadi sila pertama dalam Pancasila, menjadi jelas bahwa Indonesia adalah negara yang menghargai keberagaman dan selalu mengedepankan nilai-nilai luhur dalam berbangsa dan bernegara.
Kesimpulan
Jadi, mengapa sila Ketuhanan menjadi penting untuk dijadikan sila pertama Pancasila? Jawabannya terletak pada nilai-nilai inti yang terkandung dalam sila ini: pengakuan terhadap Tuhan, toleransi, dan keberagaman. Mengedepankan sila Ketuhanan pada posisi pertama mencerminkan karakter bangsa Indonesia yang pluriform dan religius, serta menjadi jembatan pemersatu di tengah keberagaman yang ada.
Jadi, jawabannya apa? Sila Ketuhanan dijadikan sila pertama Pancasila karena menjadi fondasi penciptaan bangsa yang harmonis dengan mengakui adanya Tuhan, berlandaskan toleransi, dan menghargai keberagaman.