Pendidikan adalah suatu proses transfer pengetahuan yang memiliki banyak aspek. Pendidik tidak hanya dituntut untuk mengajarkan ilmu pengetahuan, melainkan juga untuk mengembangkan keterampilan dan sikap siswa sehingga mereka layak menjadi generasi penerus bangsa yang bermoral dan berkarakter. Dalam konteks ini, pendidikan seringkali dibagi menjadi tiga kawasan tujuan, yakni kawasan kognitif, afektif dan psikomotor.
Kawasan Kognitif berfokus pada pengembangan pengetahuan dan pemikiran siswa. Ini mencakup pemahaman, peringatan, penalaran, perencanaan, dan penyelesaian masalah.
Kawasan Psikomotor melibatkan pengembangan keterampilan motorik dan koordinasi. Hal ini mencakup berbagai jenis keterampilan fisik, dari yang sederhana seperti membuka buku, menulis, dan menggambar, hingga yang lebih kompleks seperti bermain olahraga dan bermain alat musik.
Kawasan Afektif berpusat pada sikap dan nilai-nilai siswa. Ini mencakup perilaku seperti tanggung jawab, disiplin, kerja sama, respect, empati dan banyak lagi.
Pertanyaannya adalah, kawasan tujuan manakah yang paling penting diajarkan oleh pendidik di sekolah?
Menjejaki kembali tujuan pendidikan yang sebenarnya – menghasilkan individu yang berpengetahuan, berketerampilan dan berjiwa mulia – tidak bisa dipungkiri bahwa semua kawasan tersebut memiliki peran yang sangat penting. Namun, jika harus dipilih, penulis berpendapat bahwa Kawasan Afektif memegang peran yang sedikit lebih penting dibandingkan dua kawasan lainnya.
Alasannya cukup sederhana: dalam era digital dan otomasi seperti sekarang ini, pengetahuan dan keterampilan bisa dipelajari dan digantikan oleh mesin, tetapi nilai-nilai dan perilaku baik tidak bisa. Nilai-nilai seperti empati, kejujuran, dan kerja sama adalah sesuatu yang unik di antara manusia dan sangat diperlukan dalam menjalani kehidupan sehari-hari dan kerja sama dalam masyarakat.
Lebih jauh lagi, pendidikan afektif adalah pondasi untuk belajar di dua kawasan lainnya. Seorang siswa yang disiplin dan bertanggung jawab akan lebih siap untuk menerima dan memanfaatkan pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor).
Oleh karena itu, penting bagi pendidik di sekolah untuk fokus pada pendidikan afektif, sambil tetap mempertahankan keseimbangan dengan dua kawasan lainnya. Upaya ini akan menghasilkan individu yang cerdas, terampil, dan berbudi pekerti luhur.
Jadi, Jawabannya Apa?
Jawabannya adalah kawasan afektif. Meski pengetahuan dan keterampilan sangat penting, nilai-nilai dan sikap baik tidak bisa digantikan dan menjadi pondasi untuk pengembangan dua kawasan lainnya. Oleh karena itu, pendidik perlu fokus dalam mengajarkan kawasan afektif, namun tanpa mengabaikan kognitif dan psikomotor.