Pada berbagai era dan wilayah, penyebaran Islam telah berlangsung dengan beragam metode yang diadaptasi oleh para ulama. Sebagai penyebar dan pembimbing ajaran agama, para ulama menjadikan pendekatan yang jujur, humanis, dan adaptif sebagai ciri khas umum dalam berdakwah.
Pendekatan Kebudayaan
Dalam konteks budaya, para ulama mempraktikkan akulturasi dan sincretisme dalam penyebaran Islam. Mereka berupaya menggabungkan elemen-elemen dari budaya lokal dengan ajaran Islam. Akulturasi ini dilakukan dengan seutuhnya menghargai budaya lokal dan mengintegrasikannya dengan pelajaran Islam, untuk mencapai harmoni dan penerimaan luas di masyarakat tersebut.
Pendekatan Kesenian
Kesenian juga menjadi medium penyebaran dakwah oleh para ulama. Dari musik, puisi, sampai kaligrafi, mereka memanfaatkan seni sebagai wahana untuk menyampaikan ajaran agama. Seperti, lantunan qasidah, syair, dan musik yang merdu dengan lirik-lirik yang menyampaikan pesan moral dan spiritual Islam. Kesenian menjadi alat yang efektif untuk menjangkau berbagai kalangan, dari tua hingga muda, serta menyampaikan ajaran Islam dengan cara yang ringan dan menyenangkan.
Pendekatan Pendidikan
Pendidikan adalah fondasi dalam penyebaran dakwah Islam oleh para ulama. Mereka mendirikan lembaga-lembaga pendidikan, seperti pesantren dan madrasah, untuk mengajarkan ilmu-ilmu agama dan ilmu pengetahuan lainnya. Melalui pendidikan, para ulama mendidik masyarakat tentang prinsip-prinsip dasar Islam, etika, moral, dan hukum syariah, bersama dengan keterampilan kehidupan praktis dan intelektual.
Pendekatan Humanis dan Adaptif
Manusia adalah subjek utama dakwah. Oleh karena itu, pendekatan humanis adalah mekanisme utama ulama dalam berdakwah. Mereka selalu memiliki sikap yang ramah dan penuh kasih sayang terhadap sesama. Pendekatan ini melibatkan pengertian dan pengakuan terhadap kebebasan individu, empati dan respek terhadap berbagai jenis ketegangan dan konflik.
Kesimpulan
Pendekatan berdakwah para ulama secara tradisional dan kontemporer tetap konsisten, yaitu menjunjung tinggi nilai-nilai humanitas, akulturasi budaya, dan penyebaran pendidikan. Mereka juga mengadaptasi pendekatan ini ke dalam kesenian dan lainnya, yang membantu dalam mendekatkan ajaran Islam kepada masyarakat beragam secara luas. Setiap pendekatan memiliki ciri khasnya sendiri, tetapi sejatinya, tujuan mereka adalah sama – menjadikan Islam sebagai agama yang akrab dan relevan serta memberikan keberkahan kepada semua penganutnya.